FINANCIAL
LEVERAGE
MAKALAH INI DISUSUN
GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIAMPU OLEH
BAPAK Drs. TOPO WIJONO, M.Si
DISUSUN
OLEH:
YOLA VELINDA SARI NIM.
135030200111072
APRILIA NURUL
CHOLIFAH NIM. 135030201111023
AMALIA SABRINA IRIANTI NIM.
135030201111142
AUDY VARADIGNA NIM. 135030201111153
KHABIBATUR RIZKIYAH NIM. 135030207111035
BELLA VISTA LESTARI NIM. 135030207113029
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
BISNIS
FAKULTAS ILMU
ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang
atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Seminar
Akuntansi dan Keuangan yang berjudul “Financial
Leverage” dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya tidak lepas
dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil
maupun spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
kami ucapkan terima kasih.
Mengingat akan kemampuan yang kami miliki, kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi. Untuk itu, kami mengaharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi penyempurnaan makalah ini.
Malang,
Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era sekarang ini pembangunan di Indonesia
sedang berjalan dengan sangat pesat, terutama di kota-kota besar di tiap
propinsi. Hal ini terjadi karena pelaksanaan otonomi daerah di tiap propinsi di
Indonesia, dimana setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan sumber
daya yang dimiliki semaksimal mungkin dengan batasan-batasan yang ditentukan
oleh pemerintah. Dengan dilaksanakannya hal tersebut membangkitkan gairah para
investor untuk melakukan investasi di daerah-daerah yang memiliki potensi
sumber daya yang belum terjamah. Dengan masuknya para investor tersebut muncul
kebutuhan akan pembangunan sarana dan prasarana baru. Kebutuhan tersebut
dimanfaatkan oleh para perusahaan yang bergerak di bidang properti untuk
melebarkan sayapnya dalam melaksanakan pembangunan di tiap daerah tersebut.
Dengan munculnya peluang akan proyek-proyek
pembangunan sarana dan prasarana tersebut perusahaan-perusahaan properti
tentunya membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk dapat menjalankan proyek
tersebut. Sumber-sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai proyek
tersebut tentunya tidak semuanya menggunakan dana dari pemegang saham saja,
akan tetapi dapat juga diperoleh dari pihak ketiga. Pendanaan yang diperoleh
dari pihak ketiga dapat berupa obligasi, ataupun pinjaman atau hutang.
Perusahaan yang memiliki pendanaan dengan
menggunakan modal pemegang saham dan penerbitan saham disebut juga perusahaan
yang tidak memiliki leverage. Hal tersebut dikarenakan kedua sumber
pendanaan tersebut dapat dikategorikan sebagai modal pemegang saham. Adapun
perusahaan yang menggunakan pinjaman pihak ketiga sebagai salah satu sumber
pendanaannya disebut juga perusahaan yang memiliki leverage.
Penggunaan sumber pendanaan tersebut memiliki faktor
risikonya masing-masing. Dalam hal ini menjadi penting bagi manajemen
perusahaan untuk dapat meminimalisir risiko tersebut. Penggunaan sumber
pendanaan tersebut tidak eksklusif antara satu dengan yang lain, dimana
manajemen dapat menggunakan kedua sumber pendanaan tersebut secara
bersama-sama. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana penggunaan komposisi
modal yang ideal dalam penggunaan sumber-sumber pendanaan tersebut.
Penggunaan leverage dalam setiap perusahaan
dapat berbeda-beda tergantung besar kecilnya leverage yang digunakan.
Penggunaan leverage secara tepat akan dapat meningkatkan manfaat para
pemegang saham, dan demikian juga sebaliknya, penggunaan leverage yang
kurang tepat akan dapat menurunkan manfaat para pemegang saham. Manfaat yang
diperoleh pemegang saham dapat diukur dengan membandingkan antara nilai
perusahaan berdasarkan hasil valuasi dengan harga saham perusahaan di bursa
saham. Dengan penggunaan leverage secara tepat diharapkan nilai
perusahaan akan menjadi meningkat.
Oleh karena itu, pemanfaatan leverage secara
tepat akan menjadi salah satu kunci yang dapat dipergunakan untuk memaksimalkan
manfaat para pemegang saham, dimana hal tersebut merupakan tujuan dasar yang
biasanya ditemukan didalam setiap perusahaan.
Penelitian mengenai analisa leverage dan
valuasi perusahaan sudah pernah dilakukan oleh Sanjay J. Bhayani dan dimuat
dalam jurnal Paradigm, Vol XIII, No. 2, Juli – Desember, 2009 dengan judul “Impact
of Financial leverage on Cost of Capital and Valuation of Firm : “A
study of Indian Cement Industry”. Kesimpulan pertama dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh struktur modal perusahaan (financial
leverage) terhadap nilai struktur modal (cost of capital)
perusahaan, dimana tidak terdapat signifikansi hubungan linear yang terjadi
antara financial leverage dan cost of capital. Kesimpulan lainnya
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara financial leverage dengan
nilai valuasi perusahaan. Dengan kata lain, financial leverage tidak
mempengaruhi nilai valuasi perusahaan pada industri semen di India.
Sebelumnya Sanjay J. Bhayani pada tahun 2006 telah
mengadakan penelitian mengenai financial leverage dan dampaknya terhadap
return pemegang saham dalam industri semen di India. Kesimpulan yang
diperolehnya adalah profitabilitas perusahaan memiliki korelasi positif
terhadap financial leverage.
Suatu perusahaan dalam menjalankan
usahanya sejalan dengan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan
modal. Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa
yang dipakai, apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada
hutang jangka panjang. Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal
selalu ada dampaknya. Misalnya bila sumber modal saham biasa ada kewajiban
membayar dividen dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan dari
pemegang saham perlu diperhatikan. Bila sumber modal dari saham prefern ada
kewajiban membayar dividen yang harus diprioritaskan demikian pula dalam
keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan
peningkatan nilai sahamnya. Jika sumber modal berasal dari hutang jangka
panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian hutang pada saat jatuh
tempo.
Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu
dari perusahaan dalam mengatur perpaduan sumber modal mana akan dipakai.
Misalnya suatu perusahaan tidak menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh
banyak pemilik, karena itu keputusan sumber modal yang dipakai untuk
pengembangan berikut adalah dari hutang jangka panjang.
Arti leverage secara harfiah (literal)
menurut Hanafi (2004:327) adalah pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan
untuk membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, leverage juga
mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan
untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Kemampuan perusahaan
untuk menggunakan aktiva atau dana untuk memperbesar tingkat penghasilan
(return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal
ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang
akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal
tersebut akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage
ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan,
tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko
yang dihadapi serta semakin besar return atau penghasilan yang diharapkan.
Jika seorang investor atau suatu
perusahaan dihadapkan pada suatu peluang untuk memulai bisnis, maka investor
atau perusahaan tersebut merupakan bagian dari pasar industrial tertentu, yang
akan dihadapkan pada dua keputusan utama. Pertama, perusahaan harus menentukan
jumlah biaya tetap dan kedua adalah perusahaan harus dapat menentukan
penjualannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Stanley
Dan Williamson sekarang menghadapi 2 keputusan utama, 1 dari 2 metode produksi
yang tersedia manakah yang harus digunakan?
2.
Bagaimana biaya
ekspansi diperlukan?
1.3
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui metode produksi mana yang harus digunakan Stanley dan Williamson
dalam menghadapi 2 keputusan utama.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana biaya ekspansi diperlukan.
BAB II
TEORISASI
2.1 Pengertian Financial
Leverage
a.
Leverage
keuangan menurut Syamsuddin (2002:152) adalah : ”Leverage adalah suatu ukuran
yang menunjukkan sampai sejauh mana hutang dan saham prefern digunakan dalam
struktur modal perusahaan”. Leverage perusahaan akan mempengaruhi laba per
lembar saham, tingkat risiko dan harga saham. Nilai perusahaan yang tidak
mempunyai hutang untuk pertama kali akan naik pada saat kebutuhan akan tambahan
modal dipenuhi oleh hutang dan nilai tersebut kemudian akan mencapai puncaknya
dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.
b.
Warsono
(2003:204) mengemukakan bahwa : “Financial Leverage adalah setiap penggunaan
aset atau dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap.”
Beban tetap yang
dimaksud adalah dapat berupa bunga pinjaman, jika perusahaan menggunakan sumber
pembelanjaan dari luar (modal asing), sedangkan apabila perusahaan menggunakan
mesin-mesin, maka harus menanggung beban tetap yang berupa biaya penyusutan
mesin-mesin (Depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva tetap kepada
pihak lain, maka konsekuensinya harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa.
c.
Yamit
(2001:87) berpendapat bahwa : “Financial leverage adalah pengaruh perubahan
modal terhadap pendapatan bersih operasi (net operating income = NOI) atau
terhadap profitabilitas perusahaan (EBIT).” Sedangkan Sartono (2001:257)
memberikan pengertian financial leverage bahwa: ”Financial leverage adalah
penggunaan assets dan sumber dana (Sources of Funds) oleh perusahaan memiliki
biaya tetap (beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham.”
d.
Leverage
finansial, sebagaimana telah didefinisikan, menyangkut penggunaan dana yang
diperoleh pada biaya tetap tertentu dengan harapan bisa meningkatkan bagian
pemilik modal. Menurut Sinuraya (2008:130) bahwa: “Leverage yang menguntungkan
terjadi apabila perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dari dana yang
dibeli daripada biaya tetap penggunaan dana tersebut.”
e.
Martono
dan Harjito (2008:311) mengemukakan bahwa : ” Degree of financial leverage
mempunyai implikasi terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk perusahaan
yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT
(Earning Before Interest and Taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi.
Sama seperti degree of operating leverage (DOL). DFL seperti bermakna dua, jika
EBIT meningkat, EPS akan meningkat secara signifikan, sebaliknya jika EBIT
turun, EPS juga akan turun secara signifikan
Masalah financial leverage baru
timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap, seperti halnya
masalah operating leverage baru timbul setelah perusahaan dalam operasinya
mempunyai biaya tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap
dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial
leverage) atau efek yang positif kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan
dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu.
Kalau perusahaan dalam menggunakan
dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan dana bagi
pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar
EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the equity”. “Trading
in equity” dapat didefinisikan sebagai penggunaan dana yang disertai dengan
beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih
besar daripada beban tersebut. Financial leverage itu merugikan (unfavorable
leverage) kalau perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan
dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Salah satu tujuan dalam
pemilihan berbagai alternatif metode pembelanjaan adalah untuk memperbesar
pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa.
Berdasarkan uraian tersebut di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa financial leverage merupakan usaha
memperbesar efek perubahan atas laba sebelum pajak dan bunga/earning before
interests and taxes (EBIT) terhadap earning per share (EPS) atau pendapatan per
saham. Apabila dalam operating leverage, masalah fixed costs/aset tetap yang
memengaruhi laba perusahaan dalam financial leverage adalah biaya modal tetap
(fixed financial cost). Biaya modal tetap merupakan suatu bunga tetap (fixed
interests) yang harus dibayar perusahaan sesuai dengan perjanjian kepada
pemberi pinjaman (debt holdres) atau dividen atas saham preferen (preferred
stockholders) sebelum pembagian pendapatan/dividen kepada para pemegang saham
umum (common stockholders).
2.2 Rasio-rasio
Financial Leverage
Didalam manajemen keuangan umumnya
dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan
leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan
tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya asset dan
sumber dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage akan meningkatkan
keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage juga dapat meningkatkan
resiko kerugian. Jika perusahaan mendapat keuntungan yang lebih rendah
dibandingkan dengan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan
keuntungan pemegang saham.
Rasio leverage digunakan untuk
menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagian aktiva perusahaan.
Pembiayaan dengan utang mempunyai pengaruh bagi perusahaan karena utang mempunyai
beban yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang
dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan
perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga memberikan subsidi pajak atas bunga
yang dapat menguntungkan pemegang saham. Karenanya penggunaan utang harus
diseimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya.
Perusahaan menggunakan Rasio leverage
dengan tujuan agar dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh
dibandingkan biaya assets dan sumber dananya.
Kemampuan perusahaan untuk
menggunakan aktiva atau dana untuk memperbesar tingkat penghasilan (return)
bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan
berarti bahwa tingkat ketidak pastian (uncertainty) dari return yang akan
diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut
akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh.
Adapun
jenis-jenis rasio financial leverage yaitu :
1.
Time Interest Earned
Ratio (TIER)
adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.
EBIT
Time
Interest Earned Ratio = ----------------
Interest
2.
Fixed Charge Coverage
Ratio
adalah rasio penutupan beban tetap yang hampir sama dengan TIER, akan tetapi
disini dimasukkan beban lain dimana pada umumnya perusahaan menyewa aktiva
(leasing) dan menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.
Laba
operasi + pembayaran leasing
Fixed
change coverage ratio = -----------------------------------------------
Biaya
bunga + pembayaran leasing
3.
Debt Ratio adalah rasio ini
dikenal juga dengan sebutan Debt to Asset yang membandingkan total utang dengan
total aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin
tinggi rasio ini semakin besar risiko para kreditur.
Total
Kewajiban
Debt Ratio
= ---------------------------
Total Aktiva
2.3 Teori BEP dan EBIT
Break
Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah
barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk
menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. Manfaat
dari BEP yaitu:
- Alat perencanaan untuk
hasilkan laba
- Memberikan informasi
mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
- Mengevaluasi laba dari
perusahaan secara keseluruhan
- Mengganti system laporan
yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Salah satu
kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang
diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau
komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan ada
satu asumsi lagi
yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.
yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.
Dalam menyusun
perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :
- Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu
biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer
dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita
hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama
sekali
- Variable cost (biaya variable)
yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit
terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong
plastic, biaya nota penjualan
- Harga penjualan yaitu harga
yang kita tentukan dijual kepada pembeli. Adapun rumus untuk menghitung
Break Even Point ada 2 yaitu :
a)
|
Rumus BEP untuk
menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point:
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Harga jual per unit dikurangi variable cost
b)
|
Rumus BEP untuk
menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP:
___________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Harga jual per unit dikurangi variable cost
EBIT
(laba sebelum bunga dan pajak) adalah ukuran profitabilitas entitas yang tidak
memasukkan beban bunga dan pajak penghasilan. Bunga dan pajak dikecualikan
karena mereka termasuk pengaruh faktor lain selain profitabilitas operasi. EBIT
(juga disebut laba operasi) menunjukkan kekuatasn produktif suatu entitas dari
operasi yang sedang berlangsung.
Rumus:
EBIT =
laba (rugi) + biaya keuangan + biaya pajak penghasilan*
*dari
operasi yang sedang berlangsung
2.4
Teori EPS
EPS atau laba per
lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang
mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham
atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi
dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
(Meigh,
199:646)
Keterangan :
EPS = Earning Per Share
Net Income = laba bersih setelah pajak
Preferred dividend = dividend saham preferen
Average
Number of common share outstanding = rata – rata jumlah saham yang beredar
2.5 Teori
Time Interest Earned
Time
interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum bunga dan pajak
dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan
keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus:
Time interest earned = laba bersih sebelum
bunga dan pajak / beban bunga
2.6 Teori Debt Service Coverage
Rasio
ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan
memasukkan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman.
|
2.7 Teori Rate
of Return
Rate of Return (ROR) adalah tingkat pengembalian saham atas
investasi yang dilakukan oleh investor. Komposisi penghitungan ROR (return
total) adalah capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi karena perbedaan
harga sekarang yang lebih tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan
harga periode waktu sebelumnya. Sedangkan yield
merupakan persentase penerimaan kas secara periodik terhadap harga investasi
periode tertentu dari sebuah investasi. Untuk saham, yield merupakan persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.
Untuk obligasi, yield merupakan prosentase bunga pinjaman yang diperoleh
terhadap harga obligasi sebelumnya (Jogiyanto 2003:111).
Dalam menghitung rate
of return dapat digunakan rumus sebagai berikut :
ROR =
Capital gain (loss) +Yield = ( Pt – Pt-1 / Pt-1 ) + Dt / Pt-1 = ( Pt – Pt-1+ Dt
/ Pt-1 ) x 100%
Keterangan:
Pt = Harga saham
sekarang
Pt – 1 = Harga saham
periode lalu
Dt - 1
= Deviden yang dibayarkan sekarang
2.8 Deviden dengan
Pertumbuhan Nol
Digunakan saat deviden yang dibayarkan oleh perusahaan
tidak akan mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah deviden yang
dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu.
Rumus :
Po = D1 + D2 + D3 +..... +D~
(1+k) (1+k)² (1+k)³ (1+k)˜
Dimana :
Po = Nilai Saham Preferen
D = Dividen Saham
k = Tingkat Return yang disyaratkan pada saham preferen
2.9
Analisis Portofolio
Analisis portofolio adalah suatu
alat yg digunakan oleh manajemen untuk mengenali dan mengevaluasi berbagai
bisnis yg berbentuk perusahaan. Dalam
manajemen strategis dan pemasaran, istilah portfolio digunakan untuk
menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan
untuk dijual oleh suatu perusahaan.
2.10 Stock
Options
Options adalah surat kontrak yang
dijual oleh satu pihak kepada pihak lain, yang memberikan hak kepada
pembelinya, tapi bukan berupa kewajiban, untuk membeli (Call) atau menjual
(Put) saham pada harga tertentu dan pada jangka waktu tertentu.
Jadi
Options adalah produk turunan dari saham. Sebuah Options yang
memberikan hak untuk membeli saham pada harga tertentu disebut Options Call, dan sebaliknya sebuah
Options yang memberikan hak untuk menjual saham pada harga tertentu disebut Options Put.
2.11 Capital
Asset Pricing Modal (CPAM)
Capital Asset Pricing
Model
(CAPM) merupakan model untuk menentukan harga suatu asset. Model ini
mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam keadaan ekuilibrium, tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi
oleh risiko saham.
BAB III
CONTOH KASUS PENGAKUAN
PENDAPATAN
Selama
lima tahun terakhir, Surgical Suppliers adalah
sebuah perusahaan yang berdiri pada tahun 1965
bagian dari balsa wood yang merupakan pendirinya, rata-rata pendapatan ekuitas
33% dan ketika pendapatan cukup baik
meningkat rata-rata ekuitasnya
40% per share. Gregg Stanley sebagai presiden dan chief executive officer dari
Surgical Suppliers dan
wakil presidennya yaitu Sherry Williamson.
Pada suatu hari Yankee Tinkerer gelisah tentang kekayaannya, tetapi
dia tidak memiliki pengetahuan
tentang saham yang sehingga meminta bantuan kepada broker.
Suatu hari Stanley memperbarui
penemuan lama yang diabaikan, dia mencari
peluang untuk mencoba
membuat objek
komersial yang berpotensi sukses. Berawal dari ide isi staples yang biasanya hanya bisa digunakan sekali tapi dalam
penemuannya Stanley menciptakan isi staples yang dapat digunakan kembali dan
untuk menjahit dalam operasi bedah. Setelah Stanley
mengembangkan pembuatan prototype pada balsa wood di basement rumahnya, dua
professor ilmu bedah di Mayo Clinic menawarkan untuk melakukan uji coba pada
stapler. Dengan antusias
para ahli bedah, Stanley dapat memperoleh
uang dan tenaga managerial dari Ms. Williamson dan surgical supplier saat
dilaunchingkan.
Meskipun
tingkat pertumbuhan produk
stapler hanya 45% pertumbuhan
keseluruhannya enam puluhan dan tujuh puluhan (dengan hanya 15% di pasar yang
tersedia), Stanley bersikeras memperluas jaringan produknya dengan temuan dan
membuat inovasi yang berhubungan dengan para ahli bedah dan orang-orang
kesehatan lainnya.
Diakhir
1978, surgical suppliers menyelesaikan desain akhir, uji coba, dan perencanaan
produksi untuk pembaharuan dan pembaruan metode
prosedur kesehatan untuk meemantau tekanan
pembuluh darah. Pengembangan dilakukan oleh tim ahli bedah untuk mengukur
kecepatan tekanan darah selama operasi, tetapi proses akan sangat berguna tidak
hanya dalam ruang operasi, tetapi pada kantor kesehatan juga. Aplikasi ini akan
menggantikan kebutuhan dokter untuk mengirim sample darah ke laboratorium
ketika memeriksa macam-macam
gas (oxygen, carbon, dioxide, ect) meskipun pasar hanya menerima perlengkapan
yang tidak menentu, sejak surgical suppliers tidak mengetahui jika pada praktik dokter
pribadi ini akan ditarik biaya penghematan
jangka panjang seperti
perlengkapan, terutama ketika mereka akan mengivestasikan dananya sendiri. Salian itu di Rumah sakit
besar, hanya meminta keterangan ketika peralatan akan tersedia untuk dijual.
Meskipun
adanya ketidakpastian di pasar
terutama untuk perangkat monitor
(pada tabel 1) , stanley
dan williamson berencana untuk meneruskan produksi lanjutan, sejak ada keputusan ekspansi selanjutnya mereka memutuskan
bahwa diperlukan
adanya produksi alat baru, dan sekarang perusahaan
harus memperluas pasar untuk
memenuhi persyaratan pertumbuhan masa depan, perlahan
dokter pribadi
akan masuk kepada permintaan pasar. Target total modal
pengeluaran ditambah tambahan modal kerja diperlukan sekitar $ 13 juta peningkatan total aset selama 1979
~
Stanley dan williamson sekarang
menghadapi dua keputusan utama ( 1 ) dari 2 metode produksi yang tersedia
manakah yang harus digunakan? ( 2 ) bagaimana biaya ekspansi yang diperlukan? ~
Pemantauan
perangkat dapat diproduksi oleh salah satu dari dua metode. Rencana A yaitu meminimalkan peralatan otomatis dan pembelian. Daripada komponen utama
manufaktur. Dialam rencana A biaya tetapnya akan menjadi $ 3.500.000 juta per tahun,
sementara biaya variabel akan menjadi $ 150 per perangkat. Rencana B lebih memanfaatkan
biaya operasi maksimal yaitu : dengan biaya tetap $ 11.000.000, biaya variable
$ 105 per unit. Dari metode produksi yang digunakan , perkiraan harga
penjualannya adalah $ 200 per unit.
Untuk membiayai ekspansi ini Surgical Supplier mempunyai alternatif menggunakan obligasi atau saham biasa atau kombinasi dari keduanya. Gregg Stanley dan Sherry Williamson akan membuat keputusan akhir dalam beberapa pertemuan Direksi. Ada dua pandangan yang disajikan dan mereka akan memilih keputusan yang layak untuk posisi tersebut.
Tood kirk adalah Direktur dan Ketua dari Kirk & Sons, perusahaan investasi perbankan tersebut menangani kredit pada perusahaan pada saat ini. Kirk percaya bahwa inflasi mungkin akan terjadi terus-menerus dalam perekonomian bangsa serta "Utang" yang dikeluarkan pada saat ini dapat dilunasi dalam tahun-tahun mendatang dengan " dolar murah " kirk juga berdiskusi dengan para pemegang perusaan dan berindikasi ( kirk memiliki banyak pelanggan yang memiliki saham pada perusahaan Surgical Supplier) hal ini menunjukkan bahwa pada saat ini investor tertarik pada perusahaan yang sekuritasnya tinggi bukan yang konservatif.
Tabel 1 Estimasi Penjualan untuk monitor baru
0,1
|
80.000
|
0,2
|
110.000
|
0,4
|
150.000
|
0,2
|
190.000
|
0,1
|
220.000
|
Dia mencatat bahwa kebanyakan dari investor menahan diversifikasi portofolio, dimana untuk memperkecil resiko pada satu saham. Hal ini meningkatkan kesediaan mereka untuk menanggung resiko yang lebih besar pada setiap individu.
Rebecca Draffen, wakil presiden keuangan, melihat pandangan yang
berbeda , dia berargumen bahwa resiko perusahaan akan meningkat dengan pesat
jika menjual obligasi tambahan. Draffen menyatakan bahwa meskipun diperkirakan
penjualan tersebut menguntungkan tetapi
jika biaya proses yang baru lebih tinggi daripada yang diperkirakan atau
penjualan lebih rendah daripada yang diperkirakan hal ini akan membawa
perusahaan kepada masalah yang serius. Draffen juga mencatat bahwa perusahaan
bank komersial telah sering menyebutkan bahwa debt rasio sebagai ukuran
kekuataan perusahaan. Dia menambahkan bahwa investor enggan mengambil resiko umum
tersebut karena umumnya mengakibatkan harga saham lebih rendah dari perusahaan
dengan rasio hutang yang tinggi. Akhirnya, Draffen menekankan bahwa jika perusahaan
menggunakan saham biasa tambahan sekarang, maka posisi
keuangan akan menjadi kuat. Perusahaan harus
memiliki ekspetasi yang tinggi, hal ini menyebabkan diperlukannya
fasilitas baru yang akan diperlukan dalam waktu dekat , perusahaan akan berada
dalam posisi yang sangat baik untuk menjual utang di kemudian hari walaupun laporannya tidak baik
,
dan
Stanley ingat bahwa Draffen memiliki suku bunga yang tinggi
pada saat ini. Jika perusahaan
menangguhkan pembiayaan utang , mungkin dapat memperoleh utang dengan biaya
yang lebih rendah dalam waktu dekat.
Hebatnya
utang jangka panjang sedang dalam tingkat
bunga 9% karena umunya tingkat suku bunga
lebih tinggi daripada saat ini, hal ini terjadi ketika utang lama dikeluarkan,
utang baru akan membawa tingkat tertinggi. Di
kontrak tertulis untuk saat ini jika utang tinggi maka negara berhak memberhentikan tanpa adanya
hukuman pinalti sebelum hutang jangka panjang baru yang diterbitkan, jika utang baru lebih tinggi
dari tingkat bunga. Dipertemuan direksi,
Draffen mengindikasi bahwa ketentuan pada saat ini tidak
menuimbulkan masalah karena perusahaan akan dapat menjual hutang baru yang cukup untuk menyediakan
danaekspansi dan juga untuk melunasi utang lama. Di samping itu utang kontrak dengan negara menyatakan bahwa
20% dari pembayaran pinalti akan dikembalikan dengan biaya yang lebih
tinggi daripada biaya hutang. Dengan demikian, pada dasarnya Surgical Supllier
mencegah dan mengurangi utang jangka panjang
di bawah sepuluh juta dolar
Ketika
stanley dan williamson menekan kirk
dan draffen untuk memberikan informasi
mengenai bagaimana meningkatkan rasio utang
yang akan menekan rasio laba bersih, adanya perselisihan. Draffen merasa bahwa
saat ini rasio laba bersih sebesar 6.5
akan ditolak. Sementara kirk berpendapat bahwa para investor tidak akan menolak
Surgical Supplier
karena penggunaan utang yang tinggi , saat ini p/e
tidak akan berubah
. ~
Untuk
membantu mereka dalam membuat keputusan terakhir , stanley dan williamson
meminta draffen untuk menyiapkan suatu laporan untuk presentasi pada tahap pertemuan direktur berikutnya. Draffen memintamu sebagai asistennya, untuk membantunya
dengan laporan dan
menjawaban dari pertanyaan
berikut .
Pertanyaan:
1. Metode
produksi mana yang harus dipilih oleh Surgical Supllier?
dalam menjawab pertanyaan ini , hitung BEP
dan EBIT yang diharapkan pada masing-masingv rencana. Kemudian analisis resiko
dari Rencana A dan B (keterngan : BEP bisa diukur dengan grafik atau persamaan)
Q = F (P-V)
Dimana Q = volume BEP, F= biaya tetap, V= biaya variable/unit
dan P= harga jual/unit
2. Terlepas
dari jawaban pertanyaan
1. Asumsikan
bahwa Surgical Supplier memilih rencana A. Peningkatan total aset sebesar $
13 juta akan diminta untuk melaksanakan rencananya. Utang tersedia sesuai tabel berikut:
Amount
Borrowed
|
Interest Rate
|
$ 7.01 to $ 11 million
|
10.00 %
|
11.01 to
14 million
|
10.75
|
14.01 to
17 million
|
11.50
|
17.01 to
20 million
|
12.50
|
20.01 to
23 million
|
14.50
|
(diingat bahwa sepuluh juta dolar utang jangka panjang juga harus berhentikan jika surgical supplier
memilih untuk menggunakan tambahan hutang)
Dilihat dari P
/ E rasio yang bersangkutan draffen, yang meminta Anda untuk berkonsultasi
dengan para bankir investasi lain untuk menanyakan pendapat
mereka. Berdasarkan percakapan tersebut, Anda menyimpulkan bahwa tabel yang berlaku sebagai berikut:
Debt/Assets
|
P/E
|
up to 30%
|
6.5
|
30.1 – 36%
|
5.5
|
36.1 – 36%
|
5.0
|
45.1 – 50%
|
4.5
|
Rasio
utang / aset yang ditampilkan di sini tidak termasuk kewajiban lancar; mereka
hanya berhubungan dengan utang jangka panjang. Jika utang jangka pendek
dimasukkan, data ini akan sedikit berbeda.
Untuk
memaksimalkan harga saham perusahaan, struktur modal apa yang harus Anda rekomendasikan? Asumsikan tingkat pertumbuhan sebesar 35 persen. pada tahun
1978 EBIT dari operasi yang ada, dan
menggabungkan proyeksi EBIT pada tahun 1979 dengan meningkatkan ekspektasi asumsi rencana A dijalankan. gunakan 48 persen tingkat pajak pada perhitungan
anda. Juga asumsikan bahwa hutang yang tersedia
dapat meningkat tiga juta bedolar,
dan bahwa setiap dana tidak diterbitkan oleh utang tetapi diterbitkan dari
penjualan saham biasa pada harga $ 25 perlembar dikurangi $ 5
perlembar flotation cost. Petunjuk:
Anda dapat menghitung EBIT yang diharapkan dan kerjakan hanya
dengan angka ini untuk menghasilkan EPS yang diharapkan. Juga, Anda dapat menggunakan persamaan ini untuk menyederhanakan
perhitungan:
EPS= ((EBIT-1)(1-t)/Shares
3.
Pada
tingkat penjualan yang diharapkan dan dengan menargetkan utang /rasio aset, Bagaimana perhitungan time-interest-earned
dari Surgical Supplies?
4.
Misalkan utang dalam bentuk pinjaman dengan jangka waktu
20 tahun. Akankah amortisasi tahunan terbayarkan? Gunakan
ini untuk menghitung utang service
coverage pada tahun 1979?
*Debt service coverage = EBIT/ {interest + (principal) /
(1-t)}
5.
Apakah
ROR yang diharapkan dapat tercapai pada saham
biasa? (ROR yang diharapkan pada saham adalah sama dengan net income yang diharapkan tersedia untuk saham dibagi
dengan total saham biasa)
6.
Asumsikan
bahwa surgical supplier membayar semua laba sebagai dividen dan memiliki tingkat
pertumbuhan nol, dan bahwa investor menyadari hal ini. Apa nilai untuk K, implikasikan
dari data yang digunakan dalam kasus ini?
7.
Bagaimana
keputusan yang diambil jika: (a) stanley dan swilliamson kekayaan
bersih seluruhnya terikat dalam perusahaan atau (b) mereka memegang portofolio yang
berbeda disamping
saham Surgical
Supplier?
8.
Jika
dewan secara keseluruhan tidak termasuk Stanley dan Williamson, memiliki
kontrol saham akan berpengaruh apakah kompensasi
manajemen seluruhnya terdiri dari gaji tetap atau elemen berwujud dalam bentuk saham options?
9.
Tidak
disebutkan dari capital asset pricing modal (CAPM) dibuat dalam kasus ini
karena CAPM itu tidak dipertimbangkan dalam keputusan. Jelaskan bagaimana
konsep CAPM mungkin telah digunakan untuk memastikan dalam analysis. Untuk membahas bagaimana operating laverage
dan financial leverage akan mempengaruhi koefisien beta perusahaan, oleh karena itu biaya modal perusahaan dan nilai.
10. Keputusan apa yang akan Anda rekomendasikan? dalam menjawab
pertanyaan ini memainkan peran Rebecca draffen, menganggap bahwa Stanley dan
Williamson setiap memiliki 35 persen saham yang beredar, atau 70 persen bersama,
dan bahwa ini pada dasarnya semua kekayaan bersih pribadi mereka.
BAB IV
PEMBAHASAN
1.
Diketahui :
Rencana A : Rencana B :
FC
= $ 3,500,000 FC
= $ 11,000,000
VC
= $ 150/unit VC
= $ 105/unit
Sale
= $200/unit
Rencana A : Rencana B :
BEP = F (p – v) BEP = F (p – v)
= $ 3,500,000 ($200 - $150) = $
11,000,000 ($200 - $105)
= $ 3,500,000 ($50) =
$ 11,000,000 ($95)
= $175,000,000 =
$ 1, 045,000,000
BEP (unit) = FC/P – VC BEP
(unit) = FC/P-VC
= $ 3,500,000/$ 200 - $150 = $
11,000,000/$200 - $105
= $ 3,500,000/$ 50 =
$ 11,000,000/$ 95
= 70,000/Unit =
115,789,47368421/Unit
BEP ($) =
FC/(1- V/F) BEP
($) = FC/(1- V/F)
= $ 3,500,000/(1- $150/$
200) =$11,000,000/(1-$105/$200)
= $ 3,500,000/0,25 =
$11,000,00/0,475
= $ 14,000,000 =
23, 157,894,736842
EBIT/Laba Operasional
Laba Operasional A = Laba
Operasional B
(PQ- VQ – FC) = (PQ
– VQ – FC)
$200Q
- $150Q - $ 3,500,000 =
$200Q - $105Q - $ 11,000,000
$50Q
- $3,500,000 = $ 95 - $ 11,000,000
$50Q - $95Q = -$ 11,000,000 + $ 3,500,000
-$45Q = -$ 7,500,000
Q = -$
7,500,000/-$45
Q = 166,666,666,66
A
|
B
|
Penjualan = $ 33,333,332
(PxQ) = $200 x 166,666,66
VC = $ 24,999,999
(VC x Q) = $150 x
166,666,666 -
CM = $ 8,333,333
FC = $ 3, 500,000 -
EBIT = $ 4,833,333
|
Penjualan = $ 33,333,332
(PxQ) = $ 200 x 166,666,66
VC = $17,499,999
(VC x Q) = $105 x 166,666,66 -
CM = $ 15,833,333
FC = $ 11,000,000 -
EBIT = $ 4,833,333
|
EBIT
B
A
$
4,833,333
70,000 115,789,47 166,666,666 Q
Analisis
resiko, dilihat dari Rencana A dan Rencana B
dari ringkat pengembalian yang di rencana A sebesar 70,000/unit. Lebih
cepat pengembaliannya dari pada rencana B yaitu sebesar 115,789,47 sehingga
tingkat resiko pada rencana A kecil dari pada rencana B.
- Ghhj
- Diketahui : EBIT = $4.833.333
Hutang =
$10.000.000
Tingkat
bunga = 9%
Ditanya : Time Interest Earned
Jawab : Time Interest Earned
= EBIT
Bunga
Hutang jangka panjang
=
$4.833.333
9%X
$10.000.000
=
$4.833.333 = 5,37037
$900.000
- Diketahui
: Hutang = $10.000.000
N hutang = 20
tahun
EBIT =
$4.833.333
Interest =
9%x$10.000.000 = $900.000
Principal =
$10.000.000 = $500.000
20 tahun
Tax = 48%
Ditanya : Debt service coverage = EBIT
( Interest+Principal)/(1-t)
=
$4.833.333
$900.000+($500.000 : (1-0,48)
=
$4.833.333
($900.000+$951.538,46153846)
=
$4.833.333
$1.861.538,4615384
=
$2,596418553 ( terbayar pada tahun ke 2,5964)
- Diketahui :
Ditanya :
Apakah Ror yang diharapkan dapat tercapai pada saham biasa?\
Jawab : Ror = Net income yang diharapkan
Total
saham biasa
=
- Hjhj
- Hj
- Ditanya : apakah kompensasi manajemen seluruhnya
terdiri dari gaji atau elemen berwujud dalam bentuk saham options?
Jawab : Kompensasi manajemen seluruhnya terdiri
dari elemen berwujud dalam bentuk saham options yang mana saham options
merupakan. surat kontrak yang dijual oleh satu pihak kepada pihak lain, yang
memberikan hak kepada pembelinya, tapi bukan berupa kewajiban, untuk membeli
(Call) atau menjual (Put) saham pada harga tertentu dan pada jangka waktu
tertentu.
- Ditanya : Bagaimana konsep CAPM yang digunakan dalam
analisis operating leverage dan financial leverage akan mempengaruhi
koefisien beta perusahaan?
Jawab : CAPM atau capital assets princing model adalah
suatu model untuk menentukan tingkat return saham berdasarkan resiko pasar.CAPM
Pasti mempengaruhi β karena β itu sendiri merupakan resiko pasar.Dalam kasus
ini operating dan financial leverage yang mempengaruhi koefisien β perusahaan
masuk dalam konsep CAPM yang digunakan untuk memasttikan dalam analisis sebab
koefisien β itu sendiri didapatkan dari menghitung CAPM = Rf+(Rm-Rf)β.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan berbagai
landasan teori maupun syarat pengakuan pendapatan yang dikemukakan oleh IAI
maupun FASB, serta aplikasinya dalam berbagai contoh kasus, maka simpulan yang
dapat diambil , yaitu sebagai berikut.
1.
Pendapatan dapat diakui pada saat kemajuan produksi, produksi
selesai, penjualan, maupun saat pengumpulan kas. Walaupun kedua kriteria ini
harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk tiap keadaan dapat berbeda. Saat
penjualan merupakan pengakuan pendapatan karena kriteria terbentuk dan
terealisas sudah dipenuhi.
2.
Karena uang muka dan kontrak penjualan baru menandai terealisasinya
pendapatan, maka Metro Corp (kasus 1), PT Batununggal Perkasa (kasus 2), dan PT
Magfood Inovasi Pangan (kasus 3) belum dapat mengakuinya sebagai pendapatan
karena kriteria pembentukan belum terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Kuang, Tan Ming. Analisis Berbagai Kasus Pengakuan Pendapatan
dalam Akuntansi. (online), (pdf) diakses pada hari Senin, 29 Februari 2016
pukul 14.10 WIB.
Suwadjono. 2004. Akuntansi Pengantar I: Proses Penciptaan
Data Pendekatan Sistem. Yogyakarta: BPFE.
Nurtjahja. 2010. Cara Mudah Menghitung Analisa Leverage dalam
Manajemen Keuangan. (online), (https://paknurcahyo.wordpress.com/2010/10/07/cara-mudah-menghitung-analisa-leverage-dalam-manajemen-keuangan/)
diakses pada hari Senin, 25 April 2016 pukul 19.00 WIB.
Intani, Rina. 2010. Analisis Penerapan Financial Leverage terhadap Peningkatan Earning Per
Share (Studi Kasus: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk). (online), (http://rinaintani85.blogspot.co.id/2010/05/analisis-penerapan-financial-leverage.html?m=1)
diakses pada hari Senin, 25 April 2016 pukul 20.00 WIB.
Irnawt. 2011. Pengertian,
Definis dan Rumus BEP / Break Event Point. (online), (https://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/)
diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.42 WIB.
Akuntansi, Magister. 2014. EBIT (Laba Sebelum Bunga dan Pajak). (online), (http://magisterakutansi.blogspot.co.id/2014/05/ebit.html?m=1)
diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.42 WIB.
Bagus, Denny. 2010. Earnings Per Share (EPS) : Definisi dan Faktor Penyebab Kenaikan dan
Penurunan Laba Per Saham. (online), (http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/earnings-per-share-eps-definisi-dan.html?m=1)
diakses pada hari MInggu, 15 Mei 2016 pukul 18.45 WIB.
Lamria, Frischa. 2014. Analisis Portofolio Manajemen Investasi. (online), (http://frischalamria95.blogspot.co.id/2014/05/analisis-portofolio-individu.html)
diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.45 WIB.
Riadi, Muchlisin. 2013. Rasio Solvabilitas. (online), (http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html?m=1)
diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.47 WIB.
Kumkum. 2012. Apakah
Stock Options Itu?. (online), (http://sharingdisini.com/2012/11/26/apakah-stock-options-itu/) diakses
pada hari Selasa, 17 Mei 2016 pukul 14.24 WIB.
Supiani. 2008. Analisis
Rasio Keuangan. (online), (https://pyans.wordpress.com/2008/08/15/analisis-rasio-keuangan/)
diakses pada hari Selasa, 17 Mei 2016 pukul 16.31 WIB.
Jack, Black. 2010. Rate of Return (ROR). (online), (http://kazekage08suna.blogspot.co.id/2010/01/rate-of-return-ror_01.html?m=1)
diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.52 WIB.
Jo, Har. 2014. Capital Asset Pricing Model (CAPM). (online), (http://harjo820.blogspot.co.id/2014/10/capital-asset-pricing-model-capm.html?m=1)
diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 19.03 WIB.
Mahira,Risky.2013.Makalah Penilaian Saham. (online), (http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/06/makalah-penilaian-saham-.html)
di akses pada hari Jumat tanggal 20 Mei 2016 pukul 12.42 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar