Sabtu, 11 November 2017

Analisis Pasar Konsumen

Apa yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,kelompok dan organisasi memilih,membeli, menggunakan dan bagaimana barang,jasa,ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya,sosial dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam.
a.    Faktor Budaya
Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Pemasar harus memperhatikan nilai-nilai budaya di setiap Negara untuk memahami cara terbaik memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang produk baru. Setiap budaya terdiri dari bebrapa supbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan,agama,kelompok ras dan wilayah geografis. Ketika subbudaya tumbuh besar dan kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran khusus untuk melayani mereka.
Pemasaran multikultural tumbuh dari riset pemasaran yang teliti, yang mengungkapkan bahwa ceruk etnik dan demografis yang berbeda tidak selalu memberi respon positif terhadap iklan pasar massal. Dalam tahun belakangan, banyak perusahaan yang telah mengambil keuntungan dari strategi pemasaran multibudaya yang dipikirkan dengan baik. Meskipun demikian, ketika banyak Negara yang semakin beragam budayanya banyak kampanye pemasaran yang membidik target budaya tertentu dapat menyebar dan berpengaruh positif terhadap kelompok budaya lain.
Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial mempunyai beberapa karakteristik. Pertama,orang-orang yang berada dalam kelas masing-masing kelas cenderung mempunyai kemiripan dalam cara berpakain, pola bicara dan preferensi rekreasional dibandingkan orang dari kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang di anggap menduduki posisi lebih rendah atau lebih tinggi menurut kelas sosial. Ketiga. Kelompok variable misalnya pekerjaan,penghasilan dll. Keempat kelas sosial seseorang dalam tangga kelas sosial dapat bergerak naik turun sepanjang hidup mereka.
Kelas sosial memperlihatkan berbagai preferensi produk dan merek di banyak bidang.. kelas sosial mempunyai preferensi media yang berbeda,konsumen kelas atas sering menyukai majalah dan buku sedangkan konsumen kelas atas cenderung lebih suka berita dan drama, sedangkan konsumen kelas bawah lebih suka program olahraga.
b.    Faktor sosial
Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung adalah kelompok keanggotaan.  Orang juga dipengaruhi oleh kelompok luar kelompoknya. Biasanya merupakan kelompok primer dan sekunder. Kelompok aspirasional adalah kelompok yang ingin ditakuti orang itu. kelompok diasosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya di tolak oleh orang tersebut.
Jika pengaruh kelompok refrensi kuat, pemasar harus menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok. Pemimpin opini adalah orang yang menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk atau kategori tertentu.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok refrensi utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Dari orang tau, seseorang mendapatkan orientasi terhadap agama,politik dan ekonomi serta rasa ambisi pribadi dan cinta. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak anak.
Peran dan status orang berpartisipasi dalam banyak kelompok-keluarga. Kita dapat mendefiniskan posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana ia menjadi angggota berdasarkan peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status.
c.    Faktor Pribadi
-       Usia dan tahap silkuls hidup.
 Selera kita dalam makanan,pakaian,perabot dan rekreasi sering berhubungan dengan usia kita. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah,usia jenis kelamin pada satu waktu tertentu.
-       Perkerjaan dan Keadaan Ekonomi
Pekerjaan mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka bahkan menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu.
Kepribadian dan konsep diri
Yang dimaksud dengan kepribadian (personality), adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). Kepribadian juga dapat menjadi variabel yang berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Idenya bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya sesuai dengan mereka. Kami mendifiskan kepribadian merek (brand personality) sebagai bauran tertentu dari sifat manusia yang dapat kita kaitkan pada merek tertentu.
Jennifer aaker dari stanfird meriset kepribadian merek dan mengidentifikasi sifat-sifat berikut:
1.    Ketulusan/ sincerity (membumi, jujur, sehat, dan ceria)
2.    Kegembiaraan/ exitement (berani, bersemangat, imajinatif, dan modern)
3.    Kompetensi/ competence (dapat diandalkan, cerdik, dan sukses)
4.    Kesmepurnaan/ sophisticated (kelas atas dan menarik)
5.    Ketahanan/ ruggedness (petualang dan tangguh)
Gaya hidup dan nilai
Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang didunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya. Pemasar meneliti hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Sebagai gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu konsumen. Perusahaan yang betujuan melayani konsumen dengan keuangan terabatas menciptakan produk dan jasa murah. Konsumen yang mengalami keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking), melakukan dua atau lebih pekerjaan pada waktu yang sama. Mereka juga membayar orang lain untuk mengerjakan tugas karena waktu lebih penting daripada uang. Perusahaan yang bertujuan melayani mereka akan menciptakan produk dan jasa yang nyaman bagi kelompok ini. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Pemasar yang membidik kosumen berdasarkan nilai-nilai percaya bahwa bila produk sesuai dengan kepribadian  luar dalam perilaku pembelian konsumen.
Proses psikologis kunci
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model respon rangsangan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis kunci motivasi, presepsi, pembelanjaran, dan memori mempengaruhi respons konsumen secara fundamental
Motivasi: freud, maslow, herzberg
Kita semua mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuahan itu meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak. Motivasi mempunyai dua arah kita memilih satu tujuan di atas tujuan lainnya dan intensitas energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan.
Teori freud
Sigmund freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagian beasar adalah ketidaksadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami secara penuh motivasi sendiri. Ketika seseorang mengamati merek tertentu, ia tidak hanya bereaksi terhadap kemampuan yang dinyatakan produk tersebut, tetapi juga terhadap tanda lain yang kurang disadari seperti bentuk, ukuran, berat, bahan, warna, dan merek,
Teori maslow
Abraham maslow berusahan menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Jawabannya adalah kebutuhan manusia diatur dalam hirarki yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebuthan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang-orang akan berusaha memuaskan kebutuhan terpentingnya lebih dahulu. Ketika seseorang berhasil memuaskan sebuah kebutuhan penting, maka ia akan berusaha memuaskan kebutuhan penting berikutnya.
Teori herzberg
Frederick herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan ketidakpuasan (dissatisfier). Ketiadaan dissatisfier tidak cukup untuk motivasi pembelian harus ada satisfier. Teori herzberg mempunyai dua implikasi. Pertama, penjual seharusnya melakukan yang terbaik untuk menghindari ketidakpuasan. Kedua adalah penjual harus mengidentifikasi setiap kepuasan atau motivator utama pembelian di pasar dan kemudia memasok mereka.
Presepsi
Persepsi (preception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa presepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilingnya dan kondisi dalam setiap diri kita. Dalam pemasaran, presepsi lebih penting daripada realitas karena presepsip yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai presepsi berbeda tentang obyek yang sama karena tiga proses pemahaman antensi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif.
Atensi selektif
Atensi/ perhatian adalah alokasi pemrosesan kapasitas terhadap beberapa rangsangan. Atensi sukarela adalah sesuatu yang bermakna tak sukarela disebabkan oleh seseorang atau sesuatu sedangkan atensi selektif berarti bahwa pemasar harus bekerja keras untuk menarik atensi konsumen. Tantangan sebenernya adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini beberapa temuan:
1.    Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini.
2.    Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang mereka atisipasi.
3.    Orang cenderung lebih memperhatikan ruangan yang deviasinya besar dalam hubungannya dengan ukuran normal rangsangan.
Distorsi selektif
Distorsi selektif adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering medistorsi informasi agar konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari merek dan produk yang sudah ada sebelumnya. Distorsi selektif dapat berkerja untuk keunggulan pemasarn yang memiliki merek kuat ketika konsumen mendistorsi informasi informasi merek netral atau tidak jelas untuk membuatnya lebih positif.
Retensi selektif
Dalam retensi selektif kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah produk yang kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing. Retensi selektif sekali lagi bekerja untuk keunggulan merek-merek kuat. Hal ini juga pemasar harus menggunakan pengulangan untuk memastikan pesan mereka tidak diabaikan.
Persepsi bawah sadar
Mekanisme presepsi selektif membutuhkan keterlibatan dan pemikiran aktif konsumen. Sebuah topik yang telah mempesona banyak pemasar selama berabad abad adalah presepsi bawah sadar (subliminal perception). Mereka berpendapat bahwa pemasar menyisipkan pesan rahasia dan tersembunyi dalam iklan atau kemasan. Konsumen tidak menyadarinya, tetapi pesan tersebut mempengaruhi perilaku. Meskipun jelas bahwa proses mental mencakup berbagai efek bawah sadar yang kceil, tidak ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa pemasar dapat mengendalikan kosumen secara sistematis pada tingkat tersebut, terutama dalam hal mengubah keyakinan yang cukup penting atau keyakinan yang dipegang erat.
Pembelajaran
Pembelajaran (learning) mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari, meskipun sebagian besar pembelajaran itu tidak disengaja. Dorongan (drive) adalah rangsangan interval kuat yang mendorong tindakan. Pertanda (cue) adalah rangsangan minor yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana seseorang merespon. Diskriminasi (discrimination) berarti kita telah belajar menyadari perbedaan dalam sekumpulan rangsangan yang sama dan dapat menyesuaikan respons kita menurut perbedaan itu. Teori pembelajaran mengajarkan pemasar bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah produk dengan mengasosiasikannnya dengan dorongan yang kuat, menggunakan pertanda yang memotivasi, dan menyediakan penguatan positif. Beberapa periset menyukai pendekatan yang lebih aktif, kognitif ketika pembelajaran tergantung pada kesimpulan atau interpretasi yang dibuat konsumen. Bias hedonis (hedonic bias) mengatakan orang mempunyai kecenderungan umum untuk mengaitkan keberhasilan pada diri mereka dan kegagalan pada penyebab eksternal. Maka konsumen lebih menyalahkan produk daripada diri meraka, memberikan tekanan kepada pemasar untuk menjelaskan fungsi produk secara lebih cermat dalam kemasan dan label yang dirancang dengan baik, iklan dan situs web instruktif, dan seterusnya.
Memori
Semua informasi dan pengalaman yang kita hadapi ketika kita menjalani hiudp dapat berakhir di memori jangka panjang kita. Ahli psikologi koginitif membedakan antara memori jangka pendek (short term memory) penyimpanan informasi temporer dan terbatas dan memori jangka panjang (long term memory) penyimpanan yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas.
Perilaku Pascapembelian
Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperketat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut. Karena itu tugas pemasar tidak berakhir denan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.
Kepuasan Pascapembelian
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan, konsumen puas, jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.
Tindakan Pascapembelian
Jika konsumen puas, ia mungkin membeli produk itu kembali.pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain. Di pihak lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk. Mereka ingin mencari informasi yang memastikan nilai produk yang tinggi. mereka mungkin mengajukan tuntutan umum dengan melayangkan keluhan kepada perusahaan, menggunakan pengacara, atau melayangkan keluhan ke kelompok lain (seperti badan bisnis, swasta, atau pemerintah). Tindakan pribadi mencakup keputusan untuk berhenti membeli produk (opsi keluar) atau memperingatkan teman (opsi suara).
Penggunaan dan Penyingkiran Pascapembelian
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan menyingkirkan produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk – semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali ke pasar untuk membelinya lagi.
Salah satu peluang untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk terjadi ketika persepsi konsumen tentang penggunaan mereka berbeda dari kenyataan. Konsumen mungkin gagal mengganti produk yang memiliki rentang umur relatrif lebih pendek dengan cukup cepat karena mereka salah menilai umur produk. Satu strategi untuk mempercepat penggantian adalah mengaitkan tindakan menggantikan produk dengan liburan, kejadian, atau waktu tertentu dalam satu tahun.
TEORI LAIN TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan gaya perencanaan yang cermat. Berikut ini beberapa teori dan pendekatan lain untuk menjelaskannya.
Tingkat Keterlibatan Konsumen
Model ekspektansi nilai mengansumsikan tingkat keterlibatan yang tinggi di pihak konsumen. Kita dapat mengdefinisikan keterlibatan konsumen (consumer involvement) berdasarkan tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespons rangsangan pemasaran.
Model Kemungkinan Elaborasi
Model kemungkinan elaborasi Richard Petty dan John Cacioppo, model yang banyak dipakai mengenai formasi dan perubahan sikap, menggambarkan bagaimanakonsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan keterlibatan rendah maupun tinggi. Ada dua alat persuasi dalam  model mereka: rute pusat, dimanaformasi atau perubahan sikap merangsang banyak pikiran dan berdasarkan pertimbangancermat dan rasional tentang informasi produk terpenting; dan rute periferal (tepi), dimana formasi atau perubahan sikap mendorong jauh lebih sedikit pikiran dan berasal dari asosiasi merek dengan pertanda periferal psitif maupun negative. Pertanda periferal bagi konsumen meliputi dukungan selebriti, sumber yang kredible, atau semua objek yang menghasilkan perasaan positif.
Strategi Pemasaran Keterlibatan Rendah
Banyak produk dibeli dalam kondisi keterlibatan rendah dan ketiadaan merek yang signifikan. Perhatikan garam. Konsumen hanya sedikit terlibat dalam kategori produk ini. Jika konsumen terus memakai merek yang sama, hal itu hanya kebiasaan, bukan loyalitas merek yang kuat. Bukti menunjukkan konsumen mempunyai keterlibatan rendah terhadap sebagian besar produk murah yang sering dibeli.
Perilaku Pembelian Pencari Keragaman
Beberapa situasi pembeli ditentukan karakternya dengan keterlibatan rendah tetapi perbedaan mereknya signifikan. Disini konsumen sering melakukan banyak peralihan merek. Pikirkan biscuit. Konsumen mempunyai beberapa keyakinan tentang biscuit, memilih merek tanpa banyak evaluasi, dan mengevaluasi produk sepanjang konsumsi. Saat berikutnya, konsumen mungkin mengambil merek lain untuk mengetahui rasanya. Peralihan merek terjadi untuk mencari keragaman, dan bukan karena ketidakpuasan.

Heuristik dan Bias Keputusan
Ahli teori keputusan berdasarkan perilaku berhasil mengidentifikasi berbagai heuristic dan bias dalam pengambilan keputusan konsumen setiap hari. Berbagai heuristic dan bias itu memainkan peran ketika konsumen memperkirakan kemungkinan hasil atau kejadian di masa depan.
1.    Heuristik Ketersediaan
Konsumen mendasarkan prediksi mereka berdasarkan kecepatan dan kemudahan di mana satu contoh hasil tertentu muncul di pikiran mereka. Jika sebuah contoh terlalu mudah muncul ke pikiran mereka, konsumen mungkin menetapkan terlalu tinggi kemungkinannya terjadi. Misalnya, kegagalan produk yang baru terjadi dapat menyebabkan konsumen melebih-lebihkan kemungkinan kegagalan produk di masa depan dan membuatnya lebih terbujuk untuk membeli jaminan produk.

2.    Heuristik representative
Konsumen mendasarkan prediksi mereka atas se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain. Satu alasan bahwa penampilan kemasan bisa sangat mirip untuk merek yang berbeda dalam kategori produk yang sama adalah bahwa mereka ingin dilihat sebagai representative kategori secara keseluruhan.

3.    Heuristik penjangkaran dan penyesuaian
Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemudian menyesuaikan berdasarkan informasi tambahan. Untuk pemasar jasa, penting untuk membuat kesan pertama yang kuat untuk menetapkan jangkar yang baik, sehingga pengalaman selanjutnya diterjemahkan dalam pandangan yang lebih menyenangkan.

AKUNTANSI MENTAL

Peneliti menemukan bahwa konsumen menggunakan akuntansi mental ketika konsumen menagani uang mereka. Akuntansi Mental (mental accounting) mengacu pada cara konsumen mengkodekan, mengkategorikan, dan mengevaluasi hasil finansial dari pilihan. Secara resmi, akuntansi mental adalah “kecenderungan untuk mengkategorikan dana atau item nilai meskipun tidak ada basis logis untuk kategorisasi itu, misalnya, orang sering memisahkan tabungan mereka ke rekening terpisah untuk memenuhi tujuan yang berbeda meskipun dana dari kedua rekening dapat diterapkan ke sembarang tujuan.

Menurut Richard Thaler dari Chicago, akuntansi mental didasarkan pada sekelompk prinsip inti utama:
1.    Konsumen cenderung memisahkan keuntungan. Ketika penjual mempunyai produk yang memiliki lebih dari satu dimensi positif, alangkah baiknya jika konsumen dapat dibuat untuk mengevaluasi setiap dimensi secara terpisah
2.    Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian. Pemasar mempunyai keunggulan yang nyata dalam menjual sesuatu jika biayanya dapat ditambahkan ke pembelian besar lainnya. Pembeli rumah lebih mengharapkan fitur tambahan dikarenakan harga beli rumah yang tinggi.
3.    Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian yang lebih kecil dengan keuntungan yang lebih besar. Prinsip ”pembatalan” mungkin menjelaskan mengapa penundaan pajak dari penghasilan bulanan tidak terlalu dihindari dibandingkan pembayaran pajak lumpsum besar – penundaan yang lebih kecil akan mungkin diserap oleh jumlah pembayaran yang lebih besar.
4.    Konsumen cenderung memisahkan keuntungan kecil dari kerugian besar. Prinsip “lapisan perak” bisa menjelaskan popularitas rabat pembelian yang besar seperti mobil.

Menentukan Profil Proses Keputusan Pembelian Pelanggan
Bagaimana pemasar mempelajari tahap-tahap dalam proses pembelian untuk produk mereka? Mereka dapat memikirkan bagaimana mereka sendiri akan bertindak, dalam metode introspektif.  Mereka dapat mewawancara sejumlah kecil pembeli baru, meminta mereka mengingat kejadian yang menyebabkan mereka melakukan pembelian, dalam metode retrospektif. Mereka dapat menggunakan metode prospektif untuk menemukan konsumen yang berencana membeli produk dan meminta mereka menceritakan jalan pikiran dalam proses pembelian yang mereka lalui, atau mereka dapat meminta konsumen menjelaskan cara ideal untuk membeliu produk, dalam metode prespektif. Setiap metode menghasilkan gambaran langkah-langkah dalam proses.
Berusaha memahamiperilaku pelanggan dalam hubunggannya dengan produk disebut memetakan system konsumsi pelanggan, siklus aktivitas pelanggan, atau  scenario pelanggan.
Proses Memori
Memori adalah proses yang sangat konstruktif, karena kita tidak mengingat informasi dan kejadian secara lengkap dan akurat. Sering kita mengingat beberapa keping dan potongan dan mengisi sisanya berdasarkan hal lain yang kita ketahui.
Pemrograman memori menggambarkan bagaimana dan di mana informasi masuk ke dalam memori. Kekuatan asosiasi yang dihasilkan tergantung pada seberapa banyak kita memproses informasi pada saat pemrograman (seberapa banyak kita memikirkannya, misalnya  dan dengan cara apa).
Secara umum, semakin banyak perhatian yang kita berikan pada arti informasi sepanjang pemrograman, semakin kuat asosiasi dalam memori yang dihasilkan. Ketika seorang konsumen secara aktif memikirkan dan mengelaborasikan arti penting informasi produk atau jasa, asosiasi yang diciptakan dalam memori semakin kuat kondumen juga lebih mudah menciptakan asosiasi terhadap informasi baru ketika struktur pengetahuan yang ekstensif dan relevan sudah berada dalam memori.
Pengambilan Memori
Pengambilan memori merupakan cara informasi diambil dari memori. Menurut model memori jaringan asosiatif, asosiatif merek yang kuat lebih mudah diakses dan lebih mudah diingat oleh “aktivasi penyebaran.” Ada tiga faktor yang sangat penting.
Pertama, kehadiran informasi produk lain dalam memori dapat menghasilkan pengaruh interferensi dan menyebabkan kita gagal mengenali atau bingung dengan data baru. Salah satu tantangan pemasaran dalam kategori yang padat dengan banyak pesaing.
Kedua, waktu antara paparan terhadap informasi dan pemrograman berpengaruh, semakin lama waktu tunda , semakin lemah asosiasi itu. Meskipun demikian, waktu yang berlalu sejak kesempatan paparan terakhir telah diperlihatkan secara umum hanya menghasilkan kerusakan bertahap saja.
Ketiga, informasi mungkin tersedia dalam memori tetapi tidak dapat diakses tanpa tanda pemulih atau pengingat yang tepat. Asosiasi tertentu untuk sebuah merek yang terpikirkan tergantung pada konteks yang kita pertimbangkan. Namun, semakin banyak pertanda yang terhubung dengan sepotong informasi, semakin besar kemungkinan bahwa kita dapat mengingatnya.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN : MODEL LIMA TAHAP
Periset pemasaran telah mengembangkan  model tingkat proses keputusan pembelian. Konsumen mesumen melalui lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian , dan perilaku pascapembelian.
Konsumen tidak selalu memulai lima tahap pembelian produk itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap. Ketika anda membeli merek pasta gigi regular anda, anda langsung bergerak dari kebutuhan akan pasta gigi ke keputusan pembelian, melewatkan tahap pencairan kerangka referensi  yang baik, karena medel itu menangkap kisaran penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi pembelian baru yang memerlukan keterlibatan tinggi.
1.    Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimuali ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Gengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang-rasa lapar, haus, seks naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan, atau kebutuhan bias timbul akibat rangsangan eksternal.
Pemasar harus mengidemtifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. Terutama untuk pembelian fleksibel seperti barang-barang mewah, paket liburan, dan pilihan hiburan, pemasar mungkin harus meningkatkan motivitas konsumen sehingga pembelian potensial mendapat pertimbangan serius.
2.    Pencarian Informasi
Ternyata kompetensi sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama, setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.
SUMBER INFORMASI
Sumber informasi utama konsumen dibagi menjadi empat kelompok:
·         Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.
·         Komersial. Iklan, situs Web, wiraniaga, penyaluran, kemasan, tampilan.
·         Publik. Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.
·         Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
Setiap sumber informasi melaksakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Misalnya, dokter sering mempelajari obat-obat baru dari sumber komersial tetapi beralih ke dokter lain untuk sumber evaluasi.
DINAMIKA PENCARIAN
Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek pesaing dan fiktur mereka. Kontak pertama dalam memperlihatkan total kumpulan merek yang tersedia bagi konsumen. Konsumen perorangan hanya akan mengetahui sebagai merek ini, kumpulan kesadaran. Beberapa merek, kumpulan pertimbangan, akan memenuhi kriteria pembeli awal. Ketika konsumen mengumpulkan lebih banyak informasi , hanya beberapa, kumpulan pilihan, yang terjadi calon kuat. Konsumen membuat pilihan akhir dari kumpulan ini. Pemasar harus mengidentifikasi hierarki atribut memandu pengambilan merek pesaing dan fitur merek.
Perusahaan juga harus mengidentifikasi merek lain dalam kelompok pilihan konsumen sehingga perusahaan dapat merencanakan daya Tarik kompotitif yang tepat. Selain itu, perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan mengevaluasi arti penting merek tersebut untuk pertama kalinya, informasi apa yang datang kemudian, dan arti penting relative berbagai sumber akan membantu perusahaan menyiapkan komunikasi efektif untuk pasar sasaran.
3.    Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi merek kompotitif dan melakukan penilaian nilai akhir. Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperluan untuk memuaskan kebutuhan ini. Atribut minat pembeli bervariasi sesuai produk, misalnya:
1.    Hotel, Lokasi, kebersihan, atmosfer, harga
2.    Obat kumur, Warna, efektivitas, kapasitas pembunuh kuman, rasa, harga
3.    Ban, keamanan, umur alur ban, kualitas pengendaraan, harga
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. Kita sering dapat mensegmentasikan pasar suatu produk berdasarkan atribut yang penting bagi berbagai kelompok konsumen.
KEYAKINAN DAN SIKAP
Melalui pengalaman dan pembelajaran, masyarakat mendapatkan keyakinan dan sikap. Selanjutnya, keyakinan dan sikap mempengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan adalah pemikiran diskriptif yang dipegang seserang tentang sesuatu. Sama pentingnya dengan sikap adalah evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide.
MODEL EKSPEKTANSI NILAI
Pembentukan sikap menduga bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mereka, positif dan negative, berdasarkan arti pentingnya.
4.    Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek, penyaluran, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

MODEL NONKOMPENSATORIS DARI PILIHAN KONSUMEN
Model ekspektansi nilai merupakan model kompensatoris, yaitu hal-hal yang dianggap baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup hal-hal yang dianggap buruk. Tetapi konsumen sering mengambil “jalan pintas mental” dengan menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah aturan sederhana atau jalan pintas mental dalam proses keputusan.
Dengan model nonkompensatoris pilihan konsumen, pertimbangan atribut positf dan negatif tidak selalu saling mengurangi. Mengevaluasi atribut yang berada dalam isolasi membuat konsumen lebih mudah mengambil keputusan, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan mengambil pilihan berbeda jika ia berpikir lebih rinci. Di sini kita menjelaskan tiga heuristic pilihan seperti itu.
1.    Dengan heuristic konjungtif, konsumen menetapkan tingkat cutoff minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternatif pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.
2.    Dengan heuristik leksikografis,konsumen memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting.
3.    Dengan heuristik eliminasi berdasarkan aspek, konsumen membandingkan merek berdasarkan atribut yang dipilih secara probabilistic di mana probabilitas pemilihan artribut berhubungan positif dengan arti pentingnya dan menghilangkan merek yang tidak memenuhi batasan minimum yang dapat diterima.
FAKTOR PENGINTERVENSI
Jika konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor umum dapat mengintervensi antar maksud pembelian dan keputusan pemebelian. Yang pertama adalah sikap orang lain. Batas dimana sikap seseorang mengurangi prefensi kita untuk sebuah alternatif tergantung  pada dua hal: intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternative yang kita sukai dan motivasi kita untuk mematuhi kehendak orang lain. Hal yang berhubungan dengan sikap orang lain adalah peran yang dimainkan oleh perantara informasi yang mengumumkan evaluasi mereka.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diantisipasi yang mungkin muncul untuk mengubah niat pembelian. Linda kehilangan pekerjaannya, beberapa pembelian lain mungkin menjadi lebih penting, atau wiraniaga toko mungkin mengecewakannya. Preferensi dan bahkan niat pembelian bukan faktor prediksi perilaku pembelian yang dapat diandalkan seluruhnya.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko anggapan. Konsumen dapat menilai banyak jenis risiko dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk:
1.    Risiko fungsional. Produk tidak bekerja sesuai harapan.
2.    Risiko fisik. Produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna.
3.    Risiko keuangan. Produk tidak layak untuk harga yang dibayarkan.
4.    Risiko sosial. Produk menimbulkan rasa malu dari orang lain.
5.    Risiko psikologis. Produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna.
Risiko waktu. Kegagalan pruduk menghasilkan biaya peluang untuk menentukan produk memuaskan lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pronoun dalam Soal TOEFL