Sabtu, 11 November 2017

FINANCIAL LEVERAGE

FINANCIAL LEVERAGE
MAKALAH INI DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIAMPU OLEH BAPAK Drs. TOPO WIJONO, M.Si
DISUSUN OLEH:
YOLA VELINDA SARI                   NIM. 135030200111072
APRILIA NURUL CHOLIFAH      NIM. 135030201111023
AMALIA SABRINA IRIANTI        NIM. 135030201111142
AUDY VARADIGNA                      NIM. 135030201111153
KHABIBATUR RIZKIYAH                        NIM. 135030207111035
BELLA VISTA LESTARI                NIM. 135030207113029


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Seminar Akuntansi dan Keuangan yang berjudul “Financial Leverage” dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil maupun spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih.
Mengingat akan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kami mengaharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

                                                                                                   Malang, Mei 2016



                                                                                                                   Penulis





DAFTAR ISI

2.1 Pengertian Financial Leverage. 7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam era sekarang ini pembangunan di Indonesia sedang berjalan dengan sangat pesat, terutama di kota-kota besar di tiap propinsi. Hal ini terjadi karena pelaksanaan otonomi daerah di tiap propinsi di Indonesia, dimana setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin dengan batasan-batasan yang ditentukan oleh pemerintah. Dengan dilaksanakannya hal tersebut membangkitkan gairah para investor untuk melakukan investasi di daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya yang belum terjamah. Dengan masuknya para investor tersebut muncul kebutuhan akan pembangunan sarana dan prasarana baru. Kebutuhan tersebut dimanfaatkan oleh para perusahaan yang bergerak di bidang properti untuk melebarkan sayapnya dalam melaksanakan pembangunan di tiap daerah tersebut.
Dengan munculnya peluang akan proyek-proyek pembangunan sarana dan prasarana tersebut perusahaan-perusahaan properti tentunya membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk dapat menjalankan proyek tersebut. Sumber-sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut tentunya tidak semuanya menggunakan dana dari pemegang saham saja, akan tetapi dapat juga diperoleh dari pihak ketiga. Pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga dapat berupa obligasi, ataupun pinjaman atau hutang.
Perusahaan yang memiliki pendanaan dengan menggunakan modal pemegang saham dan penerbitan saham disebut juga perusahaan yang tidak memiliki leverage. Hal tersebut dikarenakan kedua sumber pendanaan tersebut dapat dikategorikan sebagai modal pemegang saham. Adapun perusahaan yang menggunakan pinjaman pihak ketiga sebagai salah satu sumber pendanaannya disebut juga perusahaan yang memiliki leverage.
Penggunaan sumber pendanaan tersebut memiliki faktor risikonya masing-masing. Dalam hal ini menjadi penting bagi manajemen perusahaan untuk dapat meminimalisir risiko tersebut. Penggunaan sumber pendanaan tersebut tidak eksklusif antara satu dengan yang lain, dimana manajemen dapat menggunakan kedua sumber pendanaan tersebut secara bersama-sama. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana penggunaan komposisi modal yang ideal dalam penggunaan sumber-sumber pendanaan tersebut.
Penggunaan leverage dalam setiap perusahaan dapat berbeda-beda tergantung besar kecilnya leverage yang digunakan. Penggunaan leverage secara tepat akan dapat meningkatkan manfaat para pemegang saham, dan demikian juga sebaliknya, penggunaan leverage yang kurang tepat akan dapat menurunkan manfaat para pemegang saham. Manfaat yang diperoleh pemegang saham dapat diukur dengan membandingkan antara nilai perusahaan berdasarkan hasil valuasi dengan harga saham perusahaan di bursa saham. Dengan penggunaan leverage secara tepat diharapkan nilai perusahaan akan menjadi meningkat.
Oleh karena itu, pemanfaatan leverage secara tepat akan menjadi salah satu kunci yang dapat dipergunakan untuk memaksimalkan manfaat para pemegang saham, dimana hal tersebut merupakan tujuan dasar yang biasanya ditemukan didalam setiap perusahaan.
Penelitian mengenai analisa leverage dan valuasi perusahaan sudah pernah dilakukan oleh Sanjay J. Bhayani dan dimuat dalam jurnal Paradigm, Vol XIII, No. 2, Juli – Desember, 2009 dengan judul “Impact of Financial leverage on Cost of Capital and Valuation of Firm : “A study of Indian Cement Industry”. Kesimpulan pertama dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh struktur modal perusahaan (financial leverage) terhadap nilai struktur modal (cost of capital) perusahaan, dimana tidak terdapat signifikansi hubungan linear yang terjadi antara financial leverage dan cost of capital. Kesimpulan lainnya menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara financial leverage dengan nilai valuasi perusahaan. Dengan kata lain, financial leverage tidak mempengaruhi nilai valuasi perusahaan pada industri semen di India.
Sebelumnya Sanjay J. Bhayani pada tahun 2006 telah mengadakan penelitian mengenai financial leverage dan dampaknya terhadap return pemegang saham dalam industri semen di India. Kesimpulan yang diperolehnya adalah profitabilitas perusahaan memiliki korelasi positif terhadap financial leverage.
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan dengan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang dipakai, apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka panjang. Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal selalu ada dampaknya. Misalnya bila sumber modal saham biasa ada kewajiban membayar dividen dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan dari pemegang saham perlu diperhatikan. Bila sumber modal dari saham prefern ada kewajiban membayar dividen yang harus diprioritaskan demikian pula dalam keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan peningkatan nilai sahamnya. Jika sumber modal berasal dari hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian hutang pada saat jatuh tempo.
Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari perusahaan dalam mengatur perpaduan sumber modal mana akan dipakai. Misalnya suatu perusahaan tidak menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh banyak pemilik, karena itu keputusan sumber modal yang dipakai untuk pengembangan berikut adalah dari hutang jangka panjang.
Arti leverage secara harfiah (literal) menurut Hanafi (2004:327) adalah pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, leverage juga mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semakin besar return atau penghasilan yang diharapkan.
Jika seorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan pada suatu peluang untuk memulai bisnis, maka investor atau perusahaan tersebut merupakan bagian dari pasar industrial tertentu, yang akan dihadapkan pada dua keputusan utama. Pertama, perusahaan harus menentukan jumlah biaya tetap dan kedua adalah perusahaan harus dapat menentukan penjualannya.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Stanley Dan Williamson sekarang menghadapi 2 keputusan utama, 1 dari 2 metode produksi yang tersedia manakah yang harus digunakan?
2.      Bagaimana biaya ekspansi diperlukan?

1.3 Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui metode produksi mana yang harus digunakan Stanley dan Williamson dalam menghadapi 2 keputusan utama.
2.      Untuk mengetahui bagaimana biaya ekspansi diperlukan.



BAB II
TEORISASI

2.1 Pengertian Financial Leverage
a.       Leverage keuangan menurut Syamsuddin (2002:152) adalah : ”Leverage adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana hutang dan saham prefern digunakan dalam struktur modal perusahaan”. Leverage perusahaan akan mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko dan harga saham. Nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi oleh hutang dan nilai tersebut kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.
b.      Warsono (2003:204) mengemukakan bahwa : “Financial Leverage adalah setiap penggunaan aset atau dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap.”
Beban tetap yang dimaksud adalah dapat berupa bunga pinjaman, jika perusahaan menggunakan sumber pembelanjaan dari luar (modal asing), sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka harus menanggung beban tetap yang berupa biaya penyusutan mesin-mesin (Depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva tetap kepada pihak lain, maka konsekuensinya harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa.
c.       Yamit (2001:87) berpendapat bahwa : “Financial leverage adalah pengaruh perubahan modal terhadap pendapatan bersih operasi (net operating income = NOI) atau terhadap profitabilitas perusahaan (EBIT).” Sedangkan Sartono (2001:257) memberikan pengertian financial leverage bahwa: ”Financial leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (Sources of Funds) oleh perusahaan memiliki biaya tetap (beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.”
d.      Leverage finansial, sebagaimana telah didefinisikan, menyangkut penggunaan dana yang diperoleh pada biaya tetap tertentu dengan harapan bisa meningkatkan bagian pemilik modal. Menurut Sinuraya (2008:130) bahwa: “Leverage yang menguntungkan terjadi apabila perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dari dana yang dibeli daripada biaya tetap penggunaan dana tersebut.”
e.       Martono dan Harjito (2008:311) mengemukakan bahwa : ” Degree of financial leverage mempunyai implikasi terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Sama seperti degree of operating leverage (DOL). DFL seperti bermakna dua, jika EBIT meningkat, EPS akan meningkat secara signifikan, sebaliknya jika EBIT turun, EPS juga akan turun secara signifikan
Masalah financial leverage baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap, seperti halnya masalah operating leverage baru timbul setelah perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu.
Kalau perusahaan dalam menggunakan dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the equity”. “Trading in equity” dapat didefinisikan sebagai penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada beban tersebut. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) kalau perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai alternatif metode pembelanjaan adalah untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa financial leverage merupakan usaha memperbesar efek perubahan atas laba sebelum pajak dan bunga/earning before interests and taxes (EBIT) terhadap earning per share (EPS) atau pendapatan per saham. Apabila dalam operating leverage, masalah fixed costs/aset tetap yang memengaruhi laba perusahaan dalam financial leverage adalah biaya modal tetap (fixed financial cost). Biaya modal tetap merupakan suatu bunga tetap (fixed interests) yang harus dibayar perusahaan sesuai dengan perjanjian kepada pemberi pinjaman (debt holdres) atau dividen atas saham preferen (preferred stockholders) sebelum pembagian pendapatan/dividen kepada para pemegang saham umum (common stockholders).
2.2 Rasio-rasio Financial Leverage
Didalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya asset dan sumber dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage juga dapat meningkatkan resiko kerugian. Jika perusahaan mendapat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
Rasio leverage digunakan untuk menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagian aktiva perusahaan. Pembiayaan dengan utang mempunyai pengaruh bagi perusahaan karena utang mempunyai beban yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham. Karenanya penggunaan utang harus diseimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya.
Perusahaan menggunakan Rasio leverage dengan tujuan agar dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh dibandingkan biaya assets dan sumber dananya.
Kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidak pastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh.
Adapun jenis-jenis rasio financial leverage yaitu :
1.      Time Interest Earned Ratio (TIER) adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.

                                                                        EBIT
Time Interest Earned Ratio = ----------------
                                                            Interest    
2.      Fixed Charge Coverage Ratio adalah rasio penutupan beban tetap yang hampir sama dengan TIER, akan tetapi disini dimasukkan beban lain dimana pada umumnya perusahaan menyewa aktiva (leasing) dan menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.
Laba operasi + pembayaran leasing
Fixed change coverage ratio = -----------------------------------------------
                                                            Biaya bunga + pembayaran leasing
3.      Debt Ratio adalah rasio ini dikenal juga dengan sebutan Debt to Asset yang membandingkan total utang dengan total aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini semakin besar risiko para kreditur.
                                                Total Kewajiban
Debt Ratio = ---------------------------
                                                   Total Aktiva
2.3        Teori BEP dan EBIT
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. Manfaat dari BEP yaitu:
  1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba
  2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
  3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
  4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan ada satu asumsi lagi
yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.
Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :
  1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali
  2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan
  3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli. Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :
a)     
Total Fixed Cost
 
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point:
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost
b)     
Total Fixed Cost
 
Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP:
___________________________________  x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost

EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) adalah ukuran profitabilitas entitas yang tidak memasukkan beban bunga dan pajak penghasilan. Bunga dan pajak dikecualikan karena mereka termasuk pengaruh faktor lain selain profitabilitas operasi. EBIT (juga disebut laba operasi) menunjukkan kekuatasn produktif suatu entitas dari operasi yang sedang berlangsung.
Rumus:
EBIT = laba (rugi) + biaya keuangan + biaya pajak penghasilan*
*dari operasi yang sedang berlangsung
2.4 Teori EPS
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
(Meigh, 199:646)
Keterangan :
EPS = Earning Per Share
Net Income = laba bersih setelah pajak
Preferred dividend = dividend saham preferen
Average Number of common share outstanding = rata – rata jumlah saham yang beredar
2.5  Teori Time Interest Earned
Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus:
Time interest earned = laba bersih sebelum bunga dan pajak / beban bunga
2.6 Teori Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan memasukkan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman.

Debt service coverage =  laba sebelum bunga dan pajak / bunga utang jangka panjang + biaya sewa + angsuran pokok pinjaman

 
 



2.7 Teori Rate of Return
Rate of Return (ROR) adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Komposisi penghitungan ROR  (return total) adalah capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi karena perbedaan harga sekarang yang lebih tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan harga periode waktu sebelumnya. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas secara periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari sebuah investasi. Untuk saham, yield merupakan persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield merupakan prosentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi sebelumnya (Jogiyanto 2003:111). 
Dalam menghitung rate of return dapat digunakan rumus sebagai berikut : 
ROR = Capital gain (loss) +Yield = ( Pt – Pt-1 / Pt-1 ) + Dt / Pt-1 = ( Pt – Pt-1+ Dt / Pt-1 ) x 100%
Keterangan:
Pt = Harga saham sekarang 
Pt – 1 = Harga saham periode lalu
Dt - 1 = Deviden yang dibayarkan sekarang 
2.8 Deviden dengan Pertumbuhan Nol
      Digunakan saat deviden yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah deviden yang dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu.
Rumus       :
Po = D1 + D2 + D3 +..... +D~
       (1+k) (1+k)² (1+k)³ (1+k)˜

Dimana :
Po = Nilai Saham Preferen
D = Dividen Saham
k = Tingkat Return yang disyaratkan pada saham preferen

2.9 Analisis Portofolio
Analisis portofolio adalah suatu alat yg digunakan oleh manajemen untuk mengenali dan mengevaluasi berbagai bisnis yg berbentuk perusahaan. Dalam manajemen strategis dan pemasaran, istilah portfolio digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan.


2.10 Stock Options
Options adalah surat kontrak yang dijual oleh satu pihak kepada pihak lain, yang memberikan hak kepada pembelinya, tapi bukan berupa kewajiban, untuk membeli (Call) atau menjual (Put) saham pada harga tertentu dan pada jangka waktu tertentu.
Jadi Options adalah produk turunan dari saham. Sebuah Options yang memberikan hak untuk membeli saham pada harga tertentu disebut Options Call, dan sebaliknya sebuah Options yang memberikan hak untuk menjual saham pada harga tertentu disebut Options Put.
2.11 Capital Asset Pricing Modal (CPAM)
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model untuk menentukan harga suatu asset. Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam keadaan ekuilibrium, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham.



BAB III
CONTOH KASUS PENGAKUAN PENDAPATAN

            Selama lima tahun terakhir, Surgical Suppliers adalah sebuah perusahaan yang berdiri pada tahun 1965 bagian dari balsa wood yang merupakan pendirinya, rata-rata pendapatan ekuitas 33% dan ketika pendapatan cukup baik meningkat rata-rata ekuitasnya 40% per share. Gregg Stanley sebagai presiden dan chief executive officer dari Surgical Suppliers dan wakil presidennya yaitu Sherry Williamson. Pada suatu hari Yankee Tinkerer gelisah tentang kekayaannya, tetapi dia tidak memiliki pengetahuan tentang saham yang sehingga meminta bantuan kepada broker. Suatu hari Stanley memperbarui penemuan lama yang diabaikan, dia mencari peluang untuk mencoba membuat objek komersial yang berpotensi sukses. Berawal dari ide isi staples yang biasanya hanya bisa digunakan sekali tapi dalam penemuannya Stanley menciptakan isi staples yang dapat digunakan kembali dan untuk menjahit dalam operasi bedah. Setelah Stanley mengembangkan pembuatan prototype pada balsa wood di basement rumahnya, dua professor ilmu bedah di Mayo Clinic menawarkan untuk melakukan uji coba pada stapler. Dengan antusias para ahli bedah, Stanley dapat memperoleh uang dan tenaga managerial dari Ms. Williamson dan surgical supplier saat dilaunchingkan.
            Meskipun tingkat pertumbuhan produk stapler hanya 45%  pertumbuhan keseluruhannya enam puluhan dan tujuh puluhan (dengan hanya 15% di pasar yang tersedia), Stanley bersikeras memperluas jaringan produknya dengan temuan dan membuat inovasi yang berhubungan dengan para ahli bedah dan orang-orang kesehatan lainnya.
            Diakhir 1978, surgical suppliers menyelesaikan desain akhir, uji coba, dan perencanaan produksi untuk pembaharuan dan pembaruan metode prosedur kesehatan untuk meemantau tekanan pembuluh darah. Pengembangan dilakukan oleh tim ahli bedah untuk mengukur kecepatan tekanan darah selama operasi, tetapi proses akan sangat berguna tidak hanya dalam ruang operasi, tetapi pada kantor kesehatan juga. Aplikasi ini akan menggantikan kebutuhan dokter untuk mengirim sample darah ke laboratorium ketika memeriksa macam-macam gas (oxygen, carbon, dioxide, ect) meskipun pasar hanya menerima perlengkapan yang tidak menentu, sejak surgical suppliers tidak mengetahui jika pada praktik dokter pribadi ini akan ditarik biaya penghematan jangka panjang seperti perlengkapan, terutama ketika mereka akan mengivestasikan dananya sendiri. Salian itu di Rumah sakit besar, hanya meminta keterangan ketika peralatan akan tersedia untuk dijual.
            Meskipun adanya ketidakpastian di pasar terutama untuk perangkat monitor (pada tabel 1) , stanley dan williamson berencana untuk meneruskan produksi lanjutan, sejak ada keputusan ekspansi selanjutnya mereka memutuskan bahwa diperlukan adanya produksi alat baru, dan sekarang perusahaan harus memperluas pasar untuk memenuhi persyaratan pertumbuhan masa depan,  perlahan dokter pribadi akan masuk kepada permintaan pasar. Target total modal pengeluaran ditambah tambahan modal kerja diperlukan sekitar  $ 13 juta peningkatan total aset selama 1979 ~
            Stanley dan williamson sekarang menghadapi dua keputusan utama ( 1 ) dari 2 metode produksi yang tersedia manakah yang harus digunakan? ( 2 ) bagaimana biaya ekspansi yang diperlukan? ~        
            Pemantauan perangkat dapat diproduksi oleh salah satu dari dua metode. Rencana A yaitu meminimalkan peralatan otomatis dan pembelian. Daripada komponen utama manufaktur. Dialam rencana A biaya tetapnya akan menjadi $ 3.500.000 juta per tahun, sementara biaya variabel akan menjadi $ 150 per perangkat. Rencana B lebih memanfaatkan biaya operasi maksimal yaitu : dengan biaya tetap $ 11.000.000, biaya variable $ 105 per unit. Dari metode produksi yang digunakan , perkiraan harga penjualannya adalah $ 200 per unit.
               Untuk membiayai  ekspansi ini Surgical Supplier mempunyai alternatif menggunakan obligasi atau saham biasa atau kombinasi dari keduanya. Gregg Stanley dan Sherry Williamson akan membuat keputusan akhir dalam beberapa  pertemuan Direksi. Ada  dua pandangan yang disajikan  dan mereka akan memilih keputusan yang layak untuk posisi tersebut.
 
               Tood kirk adalah  Direktur dan Ketua dari Kirk & Sons, perusahaan investasi perbankan tersebut menangani kredit pada perusahaan pada saat ini. Kirk percaya bahwa inflasi mungkin akan terjadi terus-menerus dalam perekonomian bangsa serta "Utang" yang dikeluarkan pada saat ini dapat dilunasi dalam tahun-tahun mendatang dengan " dolar murah " kirk juga berdiskusi dengan para pemegang perusaan dan berindikasi ( kirk memiliki banyak pelanggan yang memiliki saham pada perusahaan Surgical Supplier) hal ini menunjukkan bahwa pada saat ini investor  tertarik pada perusahaan yang sekuritasnya  tinggi bukan yang konservatif.
 
Tabel 1 Estimasi Penjualan untuk monitor baru
0,1
80.000
0,2
110.000
0,4
150.000
0,2
190.000
0,1
220.000
 
 
Dia mencatat bahwa kebanyakan dari investor menahan diversifikasi portofolio, dimana  untuk memperkecil resiko pada satu saham.  Hal ini meningkatkan kesediaan mereka untuk menanggung resiko yang lebih besar pada setiap individu.
 
               Rebecca Draffen, wakil presiden keuangan, melihat pandangan yang berbeda , dia berargumen bahwa resiko perusahaan akan meningkat dengan pesat jika menjual obligasi tambahan. Draffen menyatakan bahwa meskipun diperkirakan penjualan tersebut menguntungkan tetapi  jika biaya proses yang baru lebih tinggi daripada yang diperkirakan atau penjualan lebih rendah daripada yang diperkirakan hal ini akan membawa perusahaan kepada masalah yang serius. Draffen juga mencatat bahwa perusahaan bank komersial telah sering menyebutkan bahwa debt rasio sebagai ukuran kekuataan perusahaan. Dia menambahkan bahwa investor enggan mengambil resiko umum tersebut karena umumnya mengakibatkan harga saham lebih rendah dari perusahaan dengan rasio hutang yang tinggi. Akhirnya, Draffen menekankan bahwa jika perusahaan menggunakan saham biasa tambahan sekarang, maka posisi keuangan akan menjadi kuat. Perusahaan harus memiliki ekspetasi yang tinggi, hal ini menyebabkan diperlukannya fasilitas baru yang akan diperlukan dalam waktu dekat , perusahaan akan berada dalam posisi yang sangat baik untuk menjual utang di kemudian hari walaupun laporannya tidak baik , dan Stanley ingat bahwa Draffen memiliki suku bunga yang tinggi pada saat ini. Jika perusahaan menangguhkan pembiayaan utang , mungkin dapat memperoleh utang dengan biaya yang lebih rendah dalam waktu dekat.
            Hebatnya utang jangka panjang sedang dalam tingkat bunga 9% karena umunya tingkat suku bunga lebih tinggi daripada saat ini,  hal ini terjadi ketika utang lama dikeluarkan, utang baru akan membawa tingkat tertinggi. Di kontrak tertulis untuk saat ini jika utang tinggi maka negara berhak memberhentikan tanpa adanya hukuman pinalti sebelum hutang jangka panjang baru yang diterbitkan, jika utang baru lebih tinggi dari tingkat bunga. Dipertemuan direksi, Draffen mengindikasi bahwa ketentuan pada saat ini tidak menuimbulkan masalah karena perusahaan akan dapat menjual hutang baru yang cukup untuk menyediakan danaekspansi dan juga untuk melunasi utang lama. Di samping itu utang kontrak dengan negara menyatakan bahwa 20% dari pembayaran pinalti akan dikembalikan dengan biaya yang lebih tinggi daripada biaya hutang. Dengan demikian, pada dasarnya Surgical Supllier mencegah dan mengurangi utang jangka panjang di bawah sepuluh juta dolar 
            Ketika stanley dan williamson menekan kirk dan draffen untuk memberikan informasi mengenai bagaimana meningkatkan rasio utang yang akan menekan rasio laba bersih, adanya perselisihan. Draffen merasa bahwa saat ini rasio laba bersih sebesar 6.5 akan ditolak. Sementara kirk berpendapat bahwa para investor tidak akan menolak Surgical Supplier karena penggunaan utang yang tinggi , saat ini p/e tidak akan berubah . ~
            Untuk membantu mereka dalam membuat keputusan terakhir , stanley dan williamson meminta draffen untuk menyiapkan suatu laporan untuk presentasi pada tahap pertemuan direktur berikutnya. Draffen memintamu sebagai asistennya, untuk membantunya dengan laporan dan menjawaban dari pertanyaan berikut .
Pertanyaan:
1.      Metode produksi mana yang harus dipilih oleh Surgical Supllier? dalam menjawab pertanyaan ini , hitung BEP dan EBIT yang diharapkan pada masing-masingv rencana. Kemudian analisis resiko dari Rencana A dan B (keterngan : BEP bisa diukur dengan grafik atau persamaan) Q = F (P-V)
Dimana Q = volume BEP, F= biaya tetap, V= biaya variable/unit dan P= harga jual/unit
2.      Terlepas dari jawaban pertanyaan 1. Asumsikan bahwa Surgical Supplier memilih rencana A. Peningkatan total aset sebesar $ 13 juta akan diminta untuk melaksanakan rencananya. Utang tersedia sesuai tabel berikut:

Amount Borrowed
Interest Rate
$   7.01 to $ 11 million
10.00 %
   11.01 to    14 million
10.75
   14.01 to    17 million
11.50
   17.01 to    20 million
12.50
   20.01 to    23 million
14.50
(diingat bahwa sepuluh juta dolar  utang jangka panjang juga harus berhentikan jika surgical supplier memilih untuk menggunakan tambahan hutang)
Dilihat dari P / E rasio yang bersangkutan draffen, yang meminta Anda untuk berkonsultasi dengan para bankir investasi lain untuk menanyakan pendapat mereka. Berdasarkan percakapan tersebut, Anda menyimpulkan bahwa tabel yang berlaku sebagai berikut:
Debt/Assets
P/E
up to 30%
6.5
30.1 – 36%
5.5
36.1 – 36%
5.0
45.1 – 50%
4.5
Rasio utang / aset yang ditampilkan di sini tidak termasuk kewajiban lancar; mereka hanya berhubungan dengan utang jangka panjang. Jika utang jangka pendek dimasukkan, data ini akan sedikit berbeda.
Untuk memaksimalkan harga saham perusahaan, struktur modal apa yang harus Anda rekomendasikan? Asumsikan tingkat pertumbuhan sebesar 35 persen. pada tahun 1978 EBIT dari operasi yang ada, dan menggabungkan proyeksi EBIT pada tahun 1979 dengan meningkatkan ekspektasi asumsi rencana A dijalankan. gunakan 48 persen tingkat pajak pada perhitungan anda. Juga asumsikan bahwa hutang yang tersedia dapat meningkat tiga juta bedolar, dan bahwa setiap dana tidak diterbitkan oleh utang tetapi diterbitkan dari penjualan saham biasa pada harga $ 25 perlembar dikurangi $ 5 perlembar flotation cost. Petunjuk: Anda dapat menghitung EBIT yang diharapkan dan kerjakan hanya dengan angka ini untuk menghasilkan EPS yang diharapkan. Juga, Anda dapat menggunakan persamaan ini untuk menyederhanakan perhitungan:
EPS= ((EBIT-1)(1-t)/Shares

3.      Pada tingkat penjualan yang diharapkan dan dengan menargetkan utang /rasio  aset, Bagaimana perhitungan time-interest-earned dari Surgical Supplies?

4. Misalkan utang dalam bentuk pinjaman dengan jangka waktu 20 tahun. Akankah amortisasi tahunan terbayarkan? Gunakan ini untuk menghitung utang service coverage pada tahun 1979?
*Debt service coverage = EBIT/ {interest + (principal) / (1-t)}

5.      Apakah ROR yang diharapkan dapat tercapai pada saham biasa? (ROR yang diharapkan pada saham adalah sama dengan net income yang diharapkan tersedia untuk saham dibagi dengan total saham biasa)

6.      Asumsikan bahwa surgical supplier membayar semua laba sebagai dividen dan memiliki tingkat pertumbuhan nol, dan bahwa investor menyadari hal ini. Apa nilai untuk K, implikasikan dari data  yang digunakan dalam kasus ini?

                                              
7.      Bagaimana keputusan yang diambil jika: (a) stanley dan swilliamson kekayaan bersih seluruhnya terikat dalam perusahaan atau (b) mereka memegang portofolio yang berbeda disamping saham Surgical Supplier?
8.      Jika dewan secara keseluruhan tidak termasuk Stanley dan Williamson, memiliki kontrol saham akan berpengaruh apakah kompensasi manajemen seluruhnya terdiri dari gaji tetap atau elemen berwujud dalam bentuk saham options?
9.      Tidak disebutkan dari capital asset pricing modal (CAPM) dibuat dalam kasus ini karena CAPM itu tidak dipertimbangkan dalam keputusan. Jelaskan bagaimana konsep CAPM mungkin telah digunakan untuk memastikan dalam analysis. Untuk membahas bagaimana operating laverage dan financial leverage akan mempengaruhi koefisien beta perusahaan, oleh karena itu biaya modal perusahaan dan nilai.
10.  Keputusan apa yang akan Anda rekomendasikan? dalam menjawab pertanyaan ini memainkan peran Rebecca draffen, menganggap bahwa Stanley dan Williamson setiap memiliki 35 persen saham yang beredar, atau 70 persen bersama, dan bahwa ini pada dasarnya semua kekayaan bersih pribadi mereka.































BAB IV
PEMBAHASAN
1.      Diketahui :
Rencana A :                                             Rencana B :
FC = $ 3,500,000                                      FC = $ 11,000,000
VC = $ 150/unit                                        VC = $ 105/unit
Sale = $200/unit
Rencana A :                                                         Rencana B :
BEP           = F (p – v)                                           BEP                 = F (p – v)
= $ 3,500,000 ($200 - $150)                                       = $ 11,000,000 ($200 - $105)
= $ 3,500,000 ($50)                                                    = $ 11,000,000 ($95)
= $175,000,000                                                           = $ 1, 045,000,000
      BEP (unit) = FC/P – VC                                       BEP (unit)       = FC/P-VC
                        = $ 3,500,000/$ 200 - $150                                         = $ 11,000,000/$200 - $105
                        = $ 3,500,000/$ 50                                                      = $ 11,000,000/$ 95
                        = 70,000/Unit                                                              = 115,789,47368421/Unit
      BEP ($)     = FC/(1- V/F)                                      BEP ($)           = FC/(1- V/F)
                        = $ 3,500,000/(1- $150/$ 200)                                    =$11,000,000/(1-$105/$200)
                        = $ 3,500,000/0,25                                                      = $11,000,00/0,475
                        = $ 14,000,000                                                            = 23, 157,894,736842
EBIT/Laba Operasional
                  Laba Operasional A                =          Laba Operasional B
(PQ- VQ – FC)                                   =                      (PQ – VQ – FC)
$200Q - $150Q - $ 3,500,000                   =          $200Q - $105Q - $ 11,000,000
      $50Q - $3,500,000                              =                      $ 95 - $ 11,000,000
      $50Q - $95Q                                       =                      -$ 11,000,000 + $ 3,500,000
      -$45Q                                                  =                      -$ 7,500,000
      Q                                                         =                      -$ 7,500,000/-$45
      Q                                                         =                      166,666,666,66

A
B
Penjualan = $ 33,333,332
(PxQ)       = $200 x 166,666,66
VC            = $ 24,999,999
(VC x Q)   = $150 x 166,666,666          -
CM      = $ 8,333,333
FC       = $ 3, 500,000                          -
EBIT   = $ 4,833,333
Penjualan  = $ 33,333,332
(PxQ)        = $ 200 x 166,666,66
VC            = $17,499,999
(VC x Q)   = $105 x 166,666,66            -
CM       = $ 15,833,333
FC        = $ 11,000,000                        -
EBIT    = $ 4,833,333

                       EBIT
 


                                                                                             B         A
$ 4,833,333            


 


                                      70,000              115,789,47           166,666,666                Q


Analisis resiko, dilihat dari Rencana A dan Rencana B  dari ringkat pengembalian yang di rencana A sebesar 70,000/unit. Lebih cepat pengembaliannya dari pada rencana B yaitu sebesar 115,789,47 sehingga tingkat resiko pada rencana A kecil dari pada rencana B.


  1. Ghhj
  2. Diketahui : EBIT = $4.833.333
       Hutang = $10.000.000
       Tingkat bunga = 9%
            Ditanya     : Time Interest Earned
            Jawab        : Time Interest Earned =               EBIT
                                                                        Bunga Hutang jangka panjang
                                                                  =    $4.833.333
                                                                        9%X $10.000.000
                                                                  =  $4.833.333           = 5,37037
                                                                        $900.000

  1. Diketahui :          Hutang = $10.000.000
                                N hutang = 20 tahun
                                EBIT = $4.833.333
                                Interest = 9%x$10.000.000 = $900.000
                                Principal = $10.000.000  = $500.000
                                                       20 tahun
                                Tax         = 48%
Ditanya    : Debt service coverage = EBIT
                                                                     ( Interest+Principal)/(1-t)
                                                                = $4.833.333
                                                                  $900.000+($500.000 : (1-0,48)

                                                                = $4.833.333
                                                                   ($900.000+$951.538,46153846)
                                                                = $4.833.333
                                                                   $1.861.538,4615384
                                                                = $2,596418553 ( terbayar pada tahun ke 2,5964)

  1. Diketahui        :
Ditanya           : Apakah Ror yang diharapkan dapat tercapai pada saham biasa?\
Jawab              : Ror = Net income yang diharapkan
                                    Total saham biasa
                                =
  1. Hjhj
  2. Hj
  3. Ditanya : apakah kompensasi manajemen seluruhnya terdiri dari gaji atau elemen berwujud dalam bentuk saham options?
Jawab     : Kompensasi manajemen seluruhnya terdiri dari elemen berwujud dalam bentuk saham options yang mana saham options merupakan. surat kontrak yang dijual oleh satu pihak kepada pihak lain, yang memberikan hak kepada pembelinya, tapi bukan berupa kewajiban, untuk membeli (Call) atau menjual (Put) saham pada harga tertentu dan pada jangka waktu tertentu.
  1. Ditanya : Bagaimana konsep CAPM yang digunakan dalam analisis operating leverage dan financial leverage akan mempengaruhi koefisien beta perusahaan?
Jawab     :  CAPM atau capital assets princing model adalah suatu model untuk menentukan tingkat return saham berdasarkan resiko pasar.CAPM Pasti mempengaruhi β karena β itu sendiri merupakan resiko pasar.Dalam kasus ini operating dan financial leverage yang mempengaruhi koefisien β perusahaan masuk dalam konsep CAPM yang digunakan untuk memasttikan dalam analisis sebab koefisien β itu sendiri didapatkan dari menghitung CAPM = Rf+(Rm-Rf)β.
  1.  



BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan         
Berdasarkan berbagai landasan teori maupun syarat pengakuan pendapatan yang dikemukakan oleh IAI maupun FASB, serta aplikasinya dalam berbagai contoh kasus, maka simpulan yang dapat diambil , yaitu sebagai berikut.
1.      Pendapatan dapat diakui pada saat kemajuan produksi, produksi selesai, penjualan, maupun saat pengumpulan kas. Walaupun kedua kriteria ini harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk tiap keadaan dapat berbeda. Saat penjualan merupakan pengakuan pendapatan karena kriteria terbentuk dan terealisas sudah dipenuhi.
2.      Karena uang muka dan kontrak penjualan baru menandai terealisasinya pendapatan, maka Metro Corp (kasus 1), PT Batununggal Perkasa (kasus 2), dan PT Magfood Inovasi Pangan (kasus 3) belum dapat mengakuinya sebagai pendapatan karena kriteria pembentukan belum terpenuhi.


DAFTAR PUSTAKA

Kuang, Tan Ming. Analisis Berbagai Kasus Pengakuan Pendapatan dalam Akuntansi. (online), (pdf) diakses pada hari Senin, 29 Februari 2016 pukul 14.10 WIB.
Suwadjono. 2004. Akuntansi Pengantar I: Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem. Yogyakarta: BPFE.
Nurtjahja. 2010. Cara Mudah Menghitung Analisa Leverage dalam Manajemen Keuangan. (online), (https://paknurcahyo.wordpress.com/2010/10/07/cara-mudah-menghitung-analisa-leverage-dalam-manajemen-keuangan/) diakses pada hari Senin, 25 April 2016 pukul 19.00 WIB.
Intani, Rina. 2010. Analisis Penerapan Financial Leverage terhadap Peningkatan Earning Per Share (Studi Kasus: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk). (online), (http://rinaintani85.blogspot.co.id/2010/05/analisis-penerapan-financial-leverage.html?m=1) diakses pada hari Senin, 25 April 2016 pukul 20.00 WIB.
Irnawt. 2011. Pengertian, Definis dan Rumus BEP / Break Event Point. (online), (https://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/) diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.42 WIB.
Akuntansi, Magister. 2014. EBIT (Laba Sebelum Bunga dan Pajak). (online), (http://magisterakutansi.blogspot.co.id/2014/05/ebit.html?m=1) diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.42 WIB.
Bagus, Denny. 2010. Earnings Per Share (EPS) : Definisi dan Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan Laba Per Saham. (online), (http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/earnings-per-share-eps-definisi-dan.html?m=1) diakses pada hari MInggu, 15 Mei 2016 pukul 18.45 WIB.
Lamria, Frischa. 2014. Analisis Portofolio Manajemen Investasi. (online), (http://frischalamria95.blogspot.co.id/2014/05/analisis-portofolio-individu.html) diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.45 WIB.
Riadi, Muchlisin. 2013. Rasio Solvabilitas. (online), (http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html?m=1) diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.47 WIB.
Kumkum. 2012. Apakah Stock Options Itu?. (online), (http://sharingdisini.com/2012/11/26/apakah-stock-options-itu/)  diakses pada hari Selasa, 17 Mei 2016 pukul 14.24 WIB.
Supiani. 2008. Analisis Rasio Keuangan. (online), (https://pyans.wordpress.com/2008/08/15/analisis-rasio-keuangan/) diakses pada hari Selasa, 17 Mei 2016 pukul 16.31 WIB.
Jack, Black. 2010. Rate of Return (ROR). (online), (http://kazekage08suna.blogspot.co.id/2010/01/rate-of-return-ror_01.html?m=1) diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 18.52 WIB.
Jo, Har. 2014. Capital Asset Pricing Model (CAPM). (online), (http://harjo820.blogspot.co.id/2014/10/capital-asset-pricing-model-capm.html?m=1) diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2016 pukul 19.03 WIB.
Mahira,Risky.2013.Makalah Penilaian Saham. (online), (http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/06/makalah-penilaian-saham-.html) di akses pada hari Jumat tanggal 20 Mei 2016 pukul 12.42 WIB.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pronoun dalam Soal TOEFL