Minggu, 24 Desember 2017

SIKLUS HIDUP PRODUK (LIFE CYCLE PRODUCT)

A.    PENGERTIAN SIKLUS HIDUP PEMASARAN
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya
A.    TAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS HIDUP PRODUK
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline
Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang berbeda, kenaikan maupun penurunan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut merupakan tahapan-tahapan siklus hidup sebuah produk, yaitu :
1.      Tahap Perkenalan (introduction)
Tahap perkenalan adalah sebuah tahap awal perusahaan dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen. Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru), karena masih berada pada tahap permulaan. Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance), tingkat kegagalan relatif tinggi, banyak melakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi, promosi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
Laba negatif atau rendah, dan pengeluaran promosi mencapai rasio tertinggi terhadap penjualan karena kebutuhan untuk Untuk (1) memberitahu konsumen potensial, (2) mendorong percobaan produk, (3) mengamankan distribusi di gerai eceran. Perusahaaan memfokuskan diri pada pembeli yang paling siap membeli, biasanya kelompok berpenghasilan tinggi, harga cenderung tinggi karena biaya tinggi. melalui tahapan ini diperlukan kerja keras dan kesabaran yang sangat tinggi, agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
Dalam tahapan ini, juga terdapat beberapa strategi yang biasa diterapkan oleh perusahaan, diantaranya yaitu:
a.    Strategi menyaring cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat penyaringan pasar.
b.   Strategi menyaring lambat (Slow Skimming Strategy)
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
c.    Strategi penetrasi cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh mangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
d.   Strategi penetrasi lambat (Slow Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
2.      Tahap Pertumbuhan (growth)
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat dalam penjualan. Pengadopsi awal menyukai produk, dan konsumen selanjutnya mulai membelinya. Pesaing baru masuk, tertarik oleh peluang. Mereka memperkenalkan fitur produk baru dan memperluas produuksi.
Harga tetap tak berubah atau turun sedikit, tergantung pada seberapa cepat permintaan meningkat. Perusahaan mempertahankan pengeluaran promosi mereka pada tingkat yang sama atau tingkat yang sedikit lebih besar untuk menyamai pesaing dan terus mendidik pasar. Penjualan meningkat jauh lebih cepat dibandingkan pengeluaran promosi, menyebabkan membaiknya rasio promosi-penjualan.
Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen, penjualan mulai menanjak secara cepat. Selama tahapan ini, produk mulai memperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, mengeluarkan produk versi mereka. Laba meningkat sepanjang tahap ini karena biaya promosi terbagi untuk volume yang lebih besar dan biaya manufaktur satuan turun lebih cepat dibandingkan penurunan harga, dikarenakan efek pembelajaran produsen, perusahaan harus mengamati perubahan dari tingkat pertumbuhan yang meningkat ke tingkat pertumbuhan yang menurun untuk menyiapkan strategi baru. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a.    Pertumbuhan cepat (Rapid growth)
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.
b.   Pertumbuhan lambat (Slow growth)
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh pesat.
Adapun strategi yang harus dilakukan dalam tahapan ini, yaitu:
1.    Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
2.    Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
3.    Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
4.    Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru.
5.    Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising)
6.    Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.
3.      Tahap Kedewasaan (maturity)
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tetapi, penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
a.    Kedewasaan pertumbuhan (Growth maturity), Yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Selai itu kekuatan persaingan baru juga muncul
b.    Kedewasaan stabil (stable maturity), Yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.dan penjualan masa depan diatur oleh pertumbuhan populasi dan permintaan penggantian.
c.    Kedewasaan mengusang (decaying maturity), Yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Dalam tahap kedewasaan terdapat beberapa strategi pemasaran, yaitu:
1.   Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
2.   Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan.
3.   Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
4.   Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
5.   Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
4.      Tahap penurunan (decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini.
 Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
a.             Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
b.             Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
c.             Mencari pasar baru.
d.            Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
e.             Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
f.              Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
g.             Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Selain alternatif diatas, dalam tahap penurunan juga terdapat beberapa strategi, yaitu:
1.             Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
2.             Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
3.             Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
4.             Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
5.             Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Contohnya, produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini digantikan oleh laptop.
B.     MODIFIKASI
Tiga cara bermanfaat yang berpotensi mengubah arah jalannya merek adalah modifikasi pasar, modifikasi produk, dan modifikasi program pemasaran.
1.      Modifikasi Pasar. Perusahaan dapat berusaha memperluas pasar untuk merek dewasanya dengan menghitung-hitung dua factor yang membentuk volume penjualan.
2.      Modifikasi Produk. Manajer juga berusaha merangsang penjualan dengan memodifikasi karakteristik produk melalui perbaikan kualitas, perbaikan fitur, dan perbaikan gaya.
Perbaikan kualitas ini bertujuan meningkatkan kinerja fungsional produk. Produsen seringkali dapat mengalahkan pesaingnya dengan meluncurkan produk baru dan yang lebih baik. Pada perbaikan fitur juga bertujuan menambahkan fitur-fitur baru seperti ukuran, berat, bahan, aditif, dan aksesoris yang memperluas kinerja produk, fleksibelitas, keamanan dan kenyamanan. Strategi ini mempunyai beberapa keunggulan. Fitur-fitur baru membangun citra perusahaan sebagai innovator dan memenangkan loyalitas segmen pasar yang menghargai fitur-fitur ini. Mereka memberi peluang publisitas yang gratis dan mereka membangkitkan antusiasme tenaga penjualan dan distributor. Kelemahan perbaikan fitur ini adalah mudah ditiru, kecuali pemasar menyadari keuntungan permanent sebagai pihak yang pertama kali melakukannya.
Dalam perbaikan gaya bertujuan untuk meningkatkan daya tarik estetik produk sebagian besar peluncuran model mobil baru yang dilakukan secara berkala adalah dalam rangka persaingan gaya, sebagian pula peluncuran kemasan baru untuk produk konsumen. Strategi gaya bias memberikan identitas pasar yang unik kepada produk. Tetapi persaingan gaya mempunyai masalah. Pertama, sulit memperediksi orang dan orang mana yang akan menyukai gaya baru tersebut. Kedua, perubahan gaya biasanya harus mengharuskan pemutusan gaya lama dan perusahaan perusahaan berisiko kehilangan pelanggan
3.      Modifikasi Program Pemasaran. Manajer produk juga dapat merangsang penjualan dengan memodifikasi elemen program pemasaran lainnya. Mereka harus mengajukan pertanyaan berikut :
a.    Harga. Apakah pemotongan harga akan menarik pembeli baru? Jika demikian, apakah kita harus menurunkan harga resmi atau menurunkan harga melalui harga khusus, diskon volume atau diskon pembelian awal, penyerapan biaya pengiriman, atau syarat kredit yang lebih mudah? Ataukah kita sebaiknya menaikan harga, untuk menandakan kualitas yang lebih tinggi?
b.    Distribusi. Apakah perusahaan dapat memperoleh dukungan produk dan pajangan di gerai yang ada lebih besar? Dapatkah perusahaan masuk dalam lebih banyak gerai? Apakah perusahaan dapat memperkenalkjan produk ke saluran distribusi yang baru?
c.    Iklan. Apakah kita harus meningkatkan pengelauran iklan? Mengubah pesan atau copy iklan? Bauran Media? Bagaimana dengan penentuan waktu, frekuensi, atau ukuran iklan?
b.    Promosi Penjualan. Apakah perusahaan harus meningkatkan promosi penjualan kesepakatan dagang, kupon potongan harga, rabat, jaminan, hadiah dan kontes?
c.    Penjualan personal. Apakah kiuta harus meningkatkan jumlah atau kualitas wiraniaga? Apakah kita harus mengubah dasar spesialisasi tenaga penjualan? Merevisi wilayah penjualan atau insentif penjualan? Dapatkah kita memperbaiki rencana kunjungan penjualan?
d.   Layanan. Dapatkah perusahaan mempercepat pengiriman? Dapatkah kita memberikan lebih banyak bantuan teknis kepada pelanggan? Lebih banyak kredit?
C.    EVOLUSI PASAR
Karena evolusi memfokuskan diri pada apa yang terjadi pada keseluruhan pasar, PLC menghasilkan gambaran yang berorientasi pada produk dan bukan gambaran yang berorientasi pada pasar. Sepanjang merek atau produk itu ada, positioningnya harus berubah mengikuti perkembanganpasar. Seperti produk, pasar berevolusi melalui empat tahap; kemunculan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan
1.         Kemunculan
Sebelum sebuah pasar terwujud, pasar itu ada sebagai pasar laten. Misalnya selama berabad-abad orang menginginkan alat penghitung yang lebih cepat. Pasar memuaskan kebutuhan ini dengan abacus, penggaris geser dan mesin penambahan besar. Misalkan seseorang wirausahawan menyadari kebutuhan ini dan membayangkan solusi teknologi dalam bentuk kalkulatur elektronik kecil yang dapat digenggam dengan tangan. Karena ia berorientasi pada pasar, ia mewawancarai pembeli potensial dan menemukan bahwa pelanggan sasaran mempunyai preferensi yang sangat bervariasi.
Perusahaan besar dapat mengejar pasar massal dengan merancang produk menengah dalam ukuran dan jumlah fungsinya. Asumsikan perusahaan pelopor kita adalah perusahaan besar dan merancang produknya untuk pasar massal. Setelah perusahaan itu meluncurkan produk, tahap kemunculan dimulai.
2.         Pertumbuhan
Jika produk baru terjual dengan baik, perusahaan baru akan memasuki pasar, masuk dalam pertumbuhan pasar. Dimanakah perusahan kedua akan memasuki pasar jika perusahaan pertama telah menempatkan dirinya dipusat? Jika perusahaan kedua itu adalah perusahaan kecil, perusahaan itu akan menghindari persaingan langsung dengan perusahaan pelopor dan meluncurkan mereknya disalah satu sudut pasar. Jika perusahaan kedua itu adalah perusahaan besar, persahaan itu mungkin meluncurkan mereknya dipusat menantang perusahaan pelopor. Dua perusahaan itu dengan mudah berakhir dengan berbagai pasar massal. Atau perusahaan kedua yang lebih besardapat mengimplementasikan strategi banyak ceruk dan mengelilingi serta mengkotakkan sang pelopor..
3.         Kedewasaan
Pada akhirnya, pesaing mencakup dan melayani semua segmen utama dan pasar memasuki tahap kedewasaan. Bahkan pesaing melangkah lebih jauh dan menyerang segmen perusahaan lain, mengurangi laba semua pihak dalam prosesnya. Ketika pasar melambat, pasar terbagi menjadi segmen yang lebih rapuh dan terjadilah fragmentasi pasar yang tinggi.
Fragmentasi pasar sering diikuti oleh konsolidasi pasar, disebabkan oleh kemunculan atribut baru yang mempunyai daya tarik kuat. Meskipun demikian, bahkan kondisi pasar yang terkonsolidasi ini tidak akan berlangsung selamanya. Perusahaan lain akan meniru merek yang berhasil, dan pada akhirnya pasar akan terfragmentasi lagi. Pasar yang dewasa berayun diantara fragmentasi yang dibawa oleh persaingan.dan konsolidasi yang dibawa oleh inovasi.
4.         Penurunan

Pada akhirnya, permintaan untuk produk lama akan mulai menurun, dan pasar akan memasuki tahap penurunan. Total tingkat kebutuhan masyarakat juga menurun, atau teknologi baru menggantikan teknologi yang lama. Misalnya, terjadinya perubahan tradisi dan tren ke arah kremasi menyebabkan pembuat peti mati dan rumah persemayaman harus mempertimbangkan kembali bagaimana cara menjalankan bisnis mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pronoun dalam Soal TOEFL