Apa yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,kelompok dan
organisasi memilih,membeli, menggunakan dan bagaimana barang,jasa,ide atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya,sosial dan pribadi. Faktor budaya
memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam.
a. Faktor Budaya
Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Pemasar
harus memperhatikan nilai-nilai budaya di setiap Negara untuk memahami cara
terbaik memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang produk baru. Setiap
budaya terdiri dari bebrapa supbudaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka.
Subbudaya meliputi kebangsaan,agama,kelompok ras dan wilayah geografis. Ketika
subbudaya tumbuh besar dan kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran
khusus untuk melayani mereka.
Pemasaran multikultural tumbuh dari riset pemasaran yang teliti, yang
mengungkapkan bahwa ceruk etnik dan demografis yang berbeda tidak selalu
memberi respon positif terhadap iklan pasar massal. Dalam tahun belakangan,
banyak perusahaan yang telah mengambil keuntungan dari strategi pemasaran
multibudaya yang dipikirkan dengan baik. Meskipun demikian, ketika banyak
Negara yang semakin beragam budayanya banyak kampanye pemasaran yang membidik
target budaya tertentu dapat menyebar dan berpengaruh positif terhadap kelompok
budaya lain.
Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial dalam bentuk kelas
sosial. Kelas sosial mempunyai beberapa karakteristik. Pertama,orang-orang yang
berada dalam kelas masing-masing kelas cenderung mempunyai kemiripan dalam cara
berpakain, pola bicara dan preferensi rekreasional dibandingkan orang dari
kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang di anggap menduduki posisi lebih rendah
atau lebih tinggi menurut kelas sosial. Ketiga. Kelompok variable misalnya
pekerjaan,penghasilan dll. Keempat kelas sosial seseorang dalam tangga kelas
sosial dapat bergerak naik turun sepanjang hidup mereka.
Kelas sosial memperlihatkan berbagai preferensi produk dan merek di banyak
bidang.. kelas sosial mempunyai preferensi media yang berbeda,konsumen kelas
atas sering menyukai majalah dan buku sedangkan konsumen kelas atas cenderung
lebih suka berita dan drama, sedangkan konsumen kelas bawah lebih suka program
olahraga.
b. Faktor sosial
Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
atau tidak terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung adalah kelompok keanggotaan. Orang juga
dipengaruhi oleh kelompok luar kelompoknya. Biasanya merupakan kelompok primer
dan sekunder. Kelompok aspirasional adalah kelompok yang ingin ditakuti orang
itu. kelompok diasosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya di tolak
oleh orang tersebut.
Jika pengaruh kelompok refrensi kuat, pemasar harus menentukan cara
menjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok. Pemimpin opini adalah
orang yang menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk atau
kategori tertentu.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok refrensi utama yang
paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga
orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Dari orang tau, seseorang
mendapatkan orientasi terhadap agama,politik dan ekonomi serta rasa ambisi
pribadi dan cinta. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian
setiap hari adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak anak.
Peran dan status orang berpartisipasi dalam banyak kelompok-keluarga. Kita
dapat mendefiniskan posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana ia menjadi
angggota berdasarkan peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang
diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status.
c. Faktor Pribadi
- Usia dan tahap silkuls hidup.
Selera kita dalam makanan,pakaian,perabot dan rekreasi sering
berhubungan dengan usia kita. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga
dan jumlah,usia jenis kelamin pada satu waktu tertentu.
- Perkerjaan dan Keadaan Ekonomi
Pekerjaan mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan
jasa mereka bahkan menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan
tertentu.
Kepribadian dan konsep diri
Yang dimaksud dengan kepribadian (personality), adalah sekumpulan sifat
psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan
lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). Kepribadian
juga dapat menjadi variabel yang berguna dalam menganalisis pilihan merek
konsumen. Idenya bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan konsumen mungkin
memilih merek yang kepribadiannya sesuai dengan mereka. Kami mendifiskan
kepribadian merek (brand personality) sebagai bauran tertentu dari sifat
manusia yang dapat kita kaitkan pada merek tertentu.
Jennifer aaker dari stanfird meriset kepribadian merek dan mengidentifikasi
sifat-sifat berikut:
1. Ketulusan/ sincerity (membumi, jujur, sehat, dan ceria)
2. Kegembiaraan/ exitement (berani, bersemangat, imajinatif, dan modern)
3. Kompetensi/ competence (dapat diandalkan, cerdik, dan sukses)
4. Kesmepurnaan/ sophisticated (kelas atas dan menarik)
5. Ketahanan/ ruggedness (petualang dan tangguh)
Gaya hidup dan nilai
Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang didunia yang tercermin
dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang
secara utuh” dengan lingkungannya. Pemasar meneliti hubungan antara produk
mereka dan kelompok gaya hidup. Sebagai gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan
uang atau keterbatasan waktu konsumen. Perusahaan yang betujuan melayani
konsumen dengan keuangan terabatas menciptakan produk dan jasa murah. Konsumen
yang mengalami keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking), melakukan
dua atau lebih pekerjaan pada waktu yang sama. Mereka juga membayar orang lain
untuk mengerjakan tugas karena waktu lebih penting daripada uang. Perusahaan
yang bertujuan melayani mereka akan menciptakan produk dan jasa yang nyaman
bagi kelompok ini. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core
values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Pemasar yang
membidik kosumen berdasarkan nilai-nilai percaya bahwa bila produk sesuai
dengan kepribadian luar dalam perilaku pembelian konsumen.
Proses psikologis kunci
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model respon rangsangan.
Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok
proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu
menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara
kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir. Empat
proses psikologis kunci motivasi, presepsi, pembelanjaran, dan memori
mempengaruhi respons konsumen secara fundamental
Motivasi: freud, maslow, herzberg
Kita semua mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Kebutuhan
menjadi motif ketika kebutuahan itu meningkat sampai tingkat intensitas yang
cukup sehingga mendorong kita bertindak. Motivasi mempunyai dua arah kita
memilih satu tujuan di atas tujuan lainnya dan intensitas energi yang kita
gunakan untuk mengejar tujuan.
Teori freud
Sigmund freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk
perilaku seseorang sebagian beasar adalah ketidaksadaran, dan bahwa seseorang
tidak dapat memahami secara penuh motivasi sendiri. Ketika seseorang mengamati
merek tertentu, ia tidak hanya bereaksi terhadap kemampuan yang dinyatakan
produk tersebut, tetapi juga terhadap tanda lain yang kurang disadari seperti
bentuk, ukuran, berat, bahan, warna, dan merek,
Teori maslow
Abraham maslow berusahan menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan
tertentu pada waktu tertentu. Jawabannya adalah kebutuhan manusia diatur dalam
hirarki yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan kebutuhan
psikologis, kebutuhan keamanan, kebuthan sosial, kebutuhan akan penghargaan,
dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang-orang akan berusaha memuaskan kebutuhan
terpentingnya lebih dahulu. Ketika seseorang berhasil memuaskan sebuah
kebutuhan penting, maka ia akan berusaha memuaskan kebutuhan penting
berikutnya.
Teori herzberg
Frederick herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan
ketidakpuasan (dissatisfier). Ketiadaan dissatisfier tidak cukup untuk motivasi
pembelian harus ada satisfier. Teori herzberg mempunyai dua implikasi. Pertama,
penjual seharusnya melakukan yang terbaik untuk menghindari ketidakpuasan.
Kedua adalah penjual harus mengidentifikasi setiap kepuasan atau motivator
utama pembelian di pasar dan kemudia memasok mereka.
Presepsi
Persepsi (preception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan
menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
Poin utamanya adalah bahwa presepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan
fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilingnya
dan kondisi dalam setiap diri kita. Dalam pemasaran, presepsi lebih penting
daripada realitas karena presepsip yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen.
Orang bisa mempunyai presepsi berbeda tentang obyek yang sama karena tiga
proses pemahaman antensi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif.
Atensi selektif
Atensi/ perhatian adalah alokasi pemrosesan kapasitas terhadap beberapa rangsangan.
Atensi sukarela adalah sesuatu yang bermakna tak sukarela disebabkan oleh
seseorang atau sesuatu sedangkan atensi selektif berarti bahwa pemasar harus
bekerja keras untuk menarik atensi konsumen. Tantangan sebenernya adalah
menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini beberapa
temuan:
1. Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan
kebutuhan saat ini.
2. Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang mereka atisipasi.
3. Orang cenderung lebih memperhatikan ruangan yang deviasinya besar dalam
hubungannya dengan ukuran normal rangsangan.
Distorsi selektif
Distorsi selektif adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi dengan
cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering medistorsi
informasi agar konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari merek dan produk
yang sudah ada sebelumnya. Distorsi selektif dapat berkerja untuk keunggulan
pemasarn yang memiliki merek kuat ketika konsumen mendistorsi informasi
informasi merek netral atau tidak jelas untuk membuatnya lebih positif.
Retensi selektif
Dalam retensi selektif kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah produk
yang kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing. Retensi
selektif sekali lagi bekerja untuk keunggulan merek-merek kuat. Hal ini juga
pemasar harus menggunakan pengulangan untuk memastikan pesan mereka tidak
diabaikan.
Persepsi bawah sadar
Mekanisme presepsi selektif membutuhkan keterlibatan dan pemikiran aktif
konsumen. Sebuah topik yang telah mempesona banyak pemasar selama berabad abad
adalah presepsi bawah sadar (subliminal perception). Mereka berpendapat bahwa
pemasar menyisipkan pesan rahasia dan tersembunyi dalam iklan atau kemasan.
Konsumen tidak menyadarinya, tetapi pesan tersebut mempengaruhi perilaku.
Meskipun jelas bahwa proses mental mencakup berbagai efek bawah sadar yang
kceil, tidak ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa pemasar dapat
mengendalikan kosumen secara sistematis pada tingkat tersebut, terutama dalam
hal mengubah keyakinan yang cukup penting atau keyakinan yang dipegang erat.
Pembelajaran
Pembelajaran (learning) mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul
dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari, meskipun sebagian
besar pembelajaran itu tidak disengaja. Dorongan (drive) adalah rangsangan
interval kuat yang mendorong tindakan. Pertanda (cue) adalah rangsangan minor
yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana seseorang merespon. Diskriminasi
(discrimination) berarti kita telah belajar menyadari perbedaan dalam
sekumpulan rangsangan yang sama dan dapat menyesuaikan respons kita menurut
perbedaan itu. Teori pembelajaran mengajarkan pemasar bahwa mereka dapat
membangun permintaan untuk sebuah produk dengan mengasosiasikannnya dengan
dorongan yang kuat, menggunakan pertanda yang memotivasi, dan menyediakan
penguatan positif. Beberapa periset menyukai pendekatan yang lebih aktif,
kognitif ketika pembelajaran tergantung pada kesimpulan atau interpretasi yang
dibuat konsumen. Bias hedonis (hedonic bias) mengatakan orang mempunyai
kecenderungan umum untuk mengaitkan keberhasilan pada diri mereka dan kegagalan
pada penyebab eksternal. Maka konsumen lebih menyalahkan produk daripada diri
meraka, memberikan tekanan kepada pemasar untuk menjelaskan fungsi produk
secara lebih cermat dalam kemasan dan label yang dirancang dengan baik, iklan
dan situs web instruktif, dan seterusnya.
Memori
Semua informasi dan pengalaman yang kita hadapi ketika kita menjalani hiudp
dapat berakhir di memori jangka panjang kita. Ahli psikologi koginitif
membedakan antara memori jangka pendek (short term memory) penyimpanan
informasi temporer dan terbatas dan memori jangka panjang (long term memory)
penyimpanan yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas.
Perilaku Pascapembelian
Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan
evaluasi yang memperketat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman
tentang merek tersebut. Karena itu tugas pemasar tidak berakhir denan
pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan
pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.
Kepuasan Pascapembelian
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan
kinerja anggapan produk. Jika kerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa,
jika memenuhi harapan, konsumen puas, jika melebihi harapan,
konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan
membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal menyenangkan atau tidak
menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.
Tindakan Pascapembelian
Jika konsumen puas, ia mungkin membeli produk itu
kembali.pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang
merek kepada orang lain. Di pihak lain, konsumen yang kecewa mungkin
mengabaikan atau mengembalikan produk. Mereka ingin mencari informasi yang memastikan
nilai produk yang tinggi. mereka mungkin mengajukan tuntutan umum dengan
melayangkan keluhan kepada perusahaan, menggunakan pengacara, atau melayangkan
keluhan ke kelompok lain (seperti badan bisnis, swasta, atau pemerintah).
Tindakan pribadi mencakup keputusan untuk berhenti membeli produk (opsi
keluar) atau memperingatkan teman (opsi suara).
Penggunaan dan Penyingkiran
Pascapembelian
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli
menggunakan dan menyingkirkan produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan
adalah tingkat konsumsi produk – semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah
produk, semakin cepat mereka kembali ke pasar untuk membelinya lagi.
Salah satu peluang untuk meningkatkan frekuensi
penggunaan produk terjadi ketika persepsi konsumen tentang penggunaan mereka
berbeda dari kenyataan. Konsumen mungkin gagal mengganti produk yang memiliki
rentang umur relatrif lebih pendek dengan cukup cepat karena mereka salah
menilai umur produk. Satu strategi untuk mempercepat penggantian adalah
mengaitkan tindakan menggantikan produk dengan liburan, kejadian, atau waktu
tertentu dalam satu tahun.
TEORI LAIN TENTANG PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KONSUMEN
proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu
berkembang dengan gaya perencanaan yang cermat. Berikut ini beberapa teori dan
pendekatan lain untuk menjelaskannya.
Tingkat Keterlibatan Konsumen
Model ekspektansi nilai mengansumsikan tingkat
keterlibatan yang tinggi di pihak konsumen. Kita dapat mengdefinisikan keterlibatan
konsumen (consumer involvement) berdasarkan tingkat
keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespons
rangsangan pemasaran.
Model Kemungkinan Elaborasi
Model kemungkinan elaborasi Richard Petty dan John
Cacioppo, model yang banyak dipakai mengenai formasi dan perubahan sikap, menggambarkan
bagaimanakonsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan keterlibatan rendah
maupun tinggi. Ada dua alat persuasi dalam model mereka: rute
pusat, dimanaformasi atau perubahan sikap merangsang banyak pikiran
dan berdasarkan pertimbangancermat dan rasional tentang informasi produk
terpenting; dan rute periferal (tepi), dimana formasi atau
perubahan sikap mendorong jauh lebih sedikit pikiran dan berasal dari asosiasi
merek dengan pertanda periferal psitif maupun negative. Pertanda
periferal bagi konsumen meliputi dukungan selebriti, sumber yang
kredible, atau semua objek yang menghasilkan perasaan positif.
Strategi Pemasaran
Keterlibatan Rendah
Banyak produk dibeli dalam kondisi keterlibatan rendah
dan ketiadaan merek yang signifikan. Perhatikan garam. Konsumen hanya sedikit
terlibat dalam kategori produk ini. Jika konsumen terus memakai merek yang
sama, hal itu hanya kebiasaan, bukan loyalitas merek yang kuat. Bukti
menunjukkan konsumen mempunyai keterlibatan rendah terhadap sebagian besar
produk murah yang sering dibeli.
Perilaku Pembelian Pencari
Keragaman
Beberapa situasi pembeli ditentukan karakternya dengan
keterlibatan rendah tetapi perbedaan mereknya signifikan. Disini konsumen
sering melakukan banyak peralihan merek. Pikirkan biscuit. Konsumen mempunyai
beberapa keyakinan tentang biscuit, memilih merek tanpa banyak evaluasi, dan
mengevaluasi produk sepanjang konsumsi. Saat berikutnya, konsumen mungkin
mengambil merek lain untuk mengetahui rasanya. Peralihan merek terjadi untuk
mencari keragaman, dan bukan karena ketidakpuasan.
Heuristik dan Bias Keputusan
Ahli teori keputusan berdasarkan perilaku berhasil
mengidentifikasi berbagai heuristic dan bias dalam pengambilan keputusan
konsumen setiap hari. Berbagai heuristic dan bias itu memainkan peran ketika
konsumen memperkirakan kemungkinan hasil atau kejadian di masa depan.
1. Heuristik Ketersediaan
Konsumen mendasarkan prediksi mereka berdasarkan
kecepatan dan kemudahan di mana satu contoh hasil tertentu muncul di pikiran
mereka. Jika sebuah contoh terlalu mudah muncul ke pikiran mereka, konsumen
mungkin menetapkan terlalu tinggi kemungkinannya terjadi. Misalnya, kegagalan
produk yang baru terjadi dapat menyebabkan konsumen melebih-lebihkan
kemungkinan kegagalan produk di masa depan dan membuatnya lebih terbujuk untuk
membeli jaminan produk.
2. Heuristik representative
Konsumen mendasarkan prediksi mereka atas
se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain. Satu alasan
bahwa penampilan kemasan bisa sangat mirip untuk merek yang berbeda dalam
kategori produk yang sama adalah bahwa mereka ingin dilihat sebagai
representative kategori secara keseluruhan.
3. Heuristik penjangkaran dan penyesuaian
Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemudian
menyesuaikan berdasarkan informasi tambahan. Untuk pemasar jasa, penting untuk
membuat kesan pertama yang kuat untuk menetapkan jangkar yang baik, sehingga
pengalaman selanjutnya diterjemahkan dalam pandangan yang lebih menyenangkan.
AKUNTANSI MENTAL
Peneliti menemukan bahwa konsumen menggunakan
akuntansi mental ketika konsumen menagani uang mereka. Akuntansi
Mental (mental accounting) mengacu pada cara konsumen
mengkodekan, mengkategorikan, dan mengevaluasi hasil finansial dari pilihan.
Secara resmi, akuntansi mental adalah “kecenderungan untuk
mengkategorikan dana atau item nilai meskipun tidak ada basis logis
untuk kategorisasi itu, misalnya, orang sering memisahkan tabungan mereka ke
rekening terpisah untuk memenuhi tujuan yang berbeda meskipun dana dari kedua
rekening dapat diterapkan ke sembarang tujuan.
Menurut Richard Thaler dari Chicago, akuntansi mental
didasarkan pada sekelompk prinsip inti utama:
1. Konsumen cenderung memisahkan keuntungan. Ketika penjual
mempunyai produk yang memiliki lebih dari satu dimensi positif, alangkah
baiknya jika konsumen dapat dibuat untuk mengevaluasi setiap dimensi secara
terpisah
2. Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian. Pemasar
mempunyai keunggulan yang nyata dalam menjual sesuatu jika biayanya dapat
ditambahkan ke pembelian besar lainnya. Pembeli rumah lebih mengharapkan fitur
tambahan dikarenakan harga beli rumah yang tinggi.
3. Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian yang lebih kecil dengan
keuntungan yang lebih besar. Prinsip ”pembatalan” mungkin menjelaskan
mengapa penundaan pajak dari penghasilan bulanan tidak terlalu dihindari
dibandingkan pembayaran pajak lumpsum besar – penundaan yang
lebih kecil akan mungkin diserap oleh jumlah pembayaran yang lebih besar.
4. Konsumen cenderung memisahkan keuntungan kecil dari kerugian
besar. Prinsip “lapisan perak” bisa menjelaskan popularitas rabat
pembelian yang besar seperti mobil.
Menentukan Profil Proses
Keputusan Pembelian Pelanggan
Bagaimana pemasar mempelajari tahap-tahap dalam proses
pembelian untuk produk mereka? Mereka dapat memikirkan bagaimana mereka sendiri
akan bertindak, dalam metode introspektif. Mereka
dapat mewawancara sejumlah kecil pembeli baru, meminta mereka mengingat kejadian
yang menyebabkan mereka melakukan pembelian, dalam metode
retrospektif. Mereka dapat menggunakan metode prospektif untuk
menemukan konsumen yang berencana membeli produk dan meminta mereka
menceritakan jalan pikiran dalam proses pembelian yang mereka lalui, atau
mereka dapat meminta konsumen menjelaskan cara ideal untuk membeliu produk,
dalam metode prespektif. Setiap metode menghasilkan gambaran
langkah-langkah dalam proses.
Berusaha memahamiperilaku pelanggan dalam hubunggannya
dengan produk disebut memetakan system konsumsi pelanggan, siklus
aktivitas pelanggan, atau scenario pelanggan.
Proses Memori
Memori adalah proses yang sangat konstruktif, karena
kita tidak mengingat informasi dan kejadian secara lengkap dan akurat. Sering
kita mengingat beberapa keping dan potongan dan mengisi sisanya berdasarkan hal
lain yang kita ketahui.
Pemrograman memori menggambarkan bagaimana dan di mana
informasi masuk ke dalam memori. Kekuatan asosiasi yang dihasilkan tergantung
pada seberapa banyak kita memproses informasi pada saat pemrograman (seberapa
banyak kita memikirkannya, misalnya dan dengan cara apa).
Secara umum, semakin banyak perhatian yang kita
berikan pada arti informasi sepanjang pemrograman, semakin kuat asosiasi dalam
memori yang dihasilkan. Ketika seorang konsumen secara aktif memikirkan dan
mengelaborasikan arti penting informasi produk atau jasa, asosiasi yang
diciptakan dalam memori semakin kuat kondumen juga lebih mudah menciptakan
asosiasi terhadap informasi baru ketika struktur pengetahuan yang ekstensif dan
relevan sudah berada dalam memori.
Pengambilan Memori
Pengambilan memori merupakan cara informasi diambil
dari memori. Menurut model memori jaringan asosiatif, asosiatif merek yang kuat
lebih mudah diakses dan lebih mudah diingat oleh “aktivasi penyebaran.” Ada
tiga faktor yang sangat penting.
Pertama, kehadiran informasi produk lain dalam memori
dapat menghasilkan pengaruh interferensi dan menyebabkan kita gagal mengenali
atau bingung dengan data baru. Salah satu tantangan pemasaran dalam kategori
yang padat dengan banyak pesaing.
Kedua, waktu antara paparan terhadap informasi dan
pemrograman berpengaruh, semakin lama waktu tunda , semakin lemah asosiasi itu.
Meskipun demikian, waktu yang berlalu sejak kesempatan paparan terakhir telah
diperlihatkan secara umum hanya menghasilkan kerusakan bertahap saja.
Ketiga, informasi mungkin tersedia dalam memori tetapi
tidak dapat diakses tanpa tanda pemulih atau pengingat yang tepat. Asosiasi
tertentu untuk sebuah merek yang terpikirkan tergantung pada konteks yang kita
pertimbangkan. Namun, semakin banyak pertanda yang terhubung dengan sepotong
informasi, semakin besar kemungkinan bahwa kita dapat mengingatnya.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN :
MODEL LIMA TAHAP
Periset pemasaran telah mengembangkan model
tingkat proses keputusan pembelian. Konsumen mesumen melalui lima tahap:
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan
pembelian , dan perilaku pascapembelian.
Konsumen tidak selalu memulai lima tahap pembelian
produk itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap.
Ketika anda membeli merek pasta gigi regular anda, anda langsung bergerak dari
kebutuhan akan pasta gigi ke keputusan pembelian, melewatkan tahap pencairan
kerangka referensi yang baik, karena medel itu menangkap kisaran
penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi pembelian baru yang
memerlukan keterlibatan tinggi.
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimuali ketika pembeli menyadari
suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau
eksternal. Gengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal
seseorang-rasa lapar, haus, seks naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan,
atau kebutuhan bias timbul akibat rangsangan eksternal.
Pemasar harus mengidemtifikasi keadaan yang memicu
kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu
mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
Terutama untuk pembelian fleksibel seperti barang-barang mewah, paket liburan,
dan pilihan hiburan, pemasar mungkin harus meningkatkan motivitas konsumen sehingga
pembelian potensial mendapat pertimbangan serius.
2. Pencarian Informasi
Ternyata kompetensi sering mencari jumlah informasi
yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama, setengah
dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih
dari satu merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat
keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah
disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi
lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat
berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan
bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produk tersebut.
SUMBER INFORMASI
Sumber informasi utama konsumen dibagi menjadi empat
kelompok:
· Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.
· Komersial. Iklan, situs Web, wiraniaga, penyaluran, kemasan, tampilan.
· Publik. Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.
· Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
Setiap sumber informasi melaksakan fungsi yang berbeda
dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan
fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau
evaluasi. Misalnya, dokter sering mempelajari obat-obat baru dari sumber
komersial tetapi beralih ke dokter lain untuk sumber evaluasi.
DINAMIKA PENCARIAN
Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari
merek pesaing dan fiktur mereka. Kontak pertama dalam memperlihatkan total
kumpulan merek yang tersedia bagi konsumen. Konsumen perorangan hanya akan
mengetahui sebagai merek ini, kumpulan kesadaran. Beberapa merek, kumpulan
pertimbangan, akan memenuhi kriteria pembeli awal. Ketika konsumen mengumpulkan
lebih banyak informasi , hanya beberapa, kumpulan pilihan, yang terjadi calon
kuat. Konsumen membuat pilihan akhir dari kumpulan ini. Pemasar harus mengidentifikasi
hierarki atribut memandu pengambilan merek pesaing dan fitur merek.
Perusahaan juga harus mengidentifikasi merek lain
dalam kelompok pilihan konsumen sehingga perusahaan dapat merencanakan daya
Tarik kompotitif yang tepat. Selain itu, perusahaan harus mengidentifikasi
sumber informasi konsumen dan mengevaluasi arti penting merek tersebut untuk
pertama kalinya, informasi apa yang datang kemudian, dan arti penting relative
berbagai sumber akan membantu perusahaan menyiapkan komunikasi efektif untuk pasar
sasaran.
3. Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi merek
kompotitif dan melakukan penilaian nilai akhir. Tidak ada proses tunggal yang
digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi
pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat
konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami
proses evaluasi: Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat
masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk
menghantarkan manfaat yang diperluan untuk memuaskan kebutuhan ini. Atribut
minat pembeli bervariasi sesuai produk, misalnya:
1. Hotel, Lokasi, kebersihan, atmosfer, harga
2. Obat kumur, Warna, efektivitas, kapasitas pembunuh kuman, rasa, harga
3. Ban, keamanan, umur alur ban, kualitas pengendaraan, harga
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada
atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. Kita sering dapat
mensegmentasikan pasar suatu produk berdasarkan atribut yang penting bagi
berbagai kelompok konsumen.
KEYAKINAN DAN SIKAP
Melalui pengalaman dan pembelajaran, masyarakat
mendapatkan keyakinan dan sikap. Selanjutnya, keyakinan dan sikap mempengaruhi
perilaku pembelian. Keyakinan adalah pemikiran diskriptif yang
dipegang seserang tentang sesuatu. Sama pentingnya dengan sikap adalah
evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang,
perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau
ide.
MODEL EKSPEKTANSI NILAI
Pembentukan sikap menduga bahwa konsumen mengevaluasi
produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mereka, positif dan
negative, berdasarkan arti pentingnya.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi
antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk
membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian,
konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek, penyaluran, kuantitas,
waktu, dan metode pembayaran.
MODEL NONKOMPENSATORIS DARI
PILIHAN KONSUMEN
Model ekspektansi nilai merupakan model kompensatoris,
yaitu hal-hal yang dianggap baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup
hal-hal yang dianggap buruk. Tetapi konsumen sering mengambil “jalan pintas
mental” dengan menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah
aturan sederhana atau jalan pintas mental dalam proses keputusan.
Dengan model nonkompensatoris pilihan konsumen,
pertimbangan atribut positf dan negatif tidak selalu saling mengurangi.
Mengevaluasi atribut yang berada dalam isolasi membuat konsumen lebih mudah
mengambil keputusan, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan
mengambil pilihan berbeda jika ia berpikir lebih rinci. Di sini kita
menjelaskan tiga heuristic pilihan seperti itu.
1. Dengan heuristic konjungtif, konsumen menetapkan tingkat cutoff minimum
yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternatif pertama yang
memenuhi standar minimum untuk semua atribut.
2. Dengan heuristik leksikografis,konsumen memilih merek terbaik berdasarkan
atribut yang dianggap paling penting.
3. Dengan heuristik eliminasi berdasarkan aspek, konsumen membandingkan merek
berdasarkan atribut yang dipilih secara probabilistic di mana probabilitas
pemilihan artribut berhubungan positif dengan arti pentingnya dan menghilangkan
merek yang tidak memenuhi batasan minimum yang dapat diterima.
FAKTOR PENGINTERVENSI
Jika konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor
umum dapat mengintervensi antar maksud pembelian dan keputusan pemebelian. Yang
pertama adalah sikap orang lain. Batas dimana sikap seseorang mengurangi
prefensi kita untuk sebuah alternatif tergantung pada dua hal:
intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternative yang kita sukai dan
motivasi kita untuk mematuhi kehendak orang lain. Hal yang berhubungan dengan
sikap orang lain adalah peran yang dimainkan oleh perantara informasi yang
mengumumkan evaluasi mereka.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak
diantisipasi yang mungkin muncul untuk mengubah niat pembelian.
Linda kehilangan pekerjaannya, beberapa pembelian lain mungkin menjadi lebih
penting, atau wiraniaga toko mungkin mengecewakannya. Preferensi dan bahkan
niat pembelian bukan faktor prediksi perilaku pembelian yang dapat diandalkan
seluruhnya.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko anggapan.
Konsumen dapat menilai banyak jenis risiko dalam membeli dan mengkonsumsi
sebuah produk:
1. Risiko fungsional. Produk tidak bekerja sesuai harapan.
2. Risiko fisik. Produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna.
3. Risiko keuangan. Produk tidak layak untuk harga yang dibayarkan.
4. Risiko sosial. Produk menimbulkan rasa malu dari orang lain.
5. Risiko psikologis. Produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna.
Risiko waktu. Kegagalan pruduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar